MENU

Thursday, January 28, 2016

OBJEK PEMBAHASAN PSIKOLOGI DAKWAH



BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Dakwah merupakan suatu kewajiban setiap muslim. Sebagai seorang da’i tentu ingin mencapai kesuksesan dalam tugas dakwahnya untuk menyampaikan ajaran Islam (Al-Qur’an dan Hadis). Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Misalnya, dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau beramal saleh menjadi selalu beramal saleh ataupun dari cinta kemaksiatan menjadi benci dan tidak akan dilakukan lagi. Sehingga pada akhirnya dalam jiwanya tertanam rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam.
Pada proses dakwah yang bermaksud untuk mengubah sikap kejiwaan seorang mad’u, maka pengetahuan tentang psikologi dakwah menjadi sesuatu yang sangat penting. Jika dilihat dari segi psikologi bahwa dakwah dalam prosesnya dipandang sebagai pembawa perubahan, atau suatu proses. Dari segi dakwah, psikologi banyak memberi jalan pada tujuan dakwah pemilihan materi dan penetapan metodenya. Bagi seorang da’i dengan mempelajari metode psikologi yang mana psikologi dapat memungkinkan mengenal berbagai aspek atau prinsip yang dapat menolongnya dalam meneliti tingkah laku manusia dengan lebih kritis dan juga dapat memberikan kepadanya pengertian yang lebih mendalam tentang tingkah laku dan juga psikologi memberikan jalan bagaimana menyampaikan materi dan menetapkan metode dakwah kepada individu manusia yang merupakan makhluk yang berjiwa dan memiliki kepribadian.[1]
Psikologi dakwah yang merupakan gabungan dari dua disiplin ilmu yang berbeda, yaitu psikologi adalah ilmu yang membahas mengenai gejala-gejala kejiwaan individu yang dapat diketahui melalui tingkah lakunya. Dan dakwah adalah sebuah proses penyampaian ajaran Islam kepada seseorang sehingga melakukan amar ma’ruf nahi munkar untuk menuju ke jalan Allah agar tercapainya kebahagian dunia dan akhirat. Jadi, psikologi dakwah yaitu suatu disiplin ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan melalui tingkah laku yang sesuai amar ma’ruf nahi munkar.

Dari gabungan dua disiplin ilmu yang berbeda, maka psikologi dakwah tentunya memiliki objek pembahasan tersendiri yang berbeda dari ilmu-ilmu yang lainnya. Dalam kamus ilmiah, objek berarti sasaran, hal perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.[2] Ahmad Mubarak menganggap psikologi dakwah sebagai ilmu yang berusaha mneguraikan, meramalkan dan mengendalikan tingkah laku manusia yang terkait dengan proses dakwah.[3]

2.      RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa hal yang menjadi pokok pembahsan dalam makalah kami psikologi dakwah yang menyangkut objek pembahasan pada psikologi dakwah, yaitu, pertama, apa yang menjadi objek pembahasan dalam psikologi dakwah?. Kedua, bagaimana hubungan antara kedua objek pembahasan tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN

1.      OBJEK PEMBAHASAN PSIKOLOGI DAKWAH
Dalam ruang lingkup pembahasan maka psikologi dakwah memiliki tugas untuk memberikan kepada kita suatu pengertian tentang pentingnya memahami tingkah laku manusia, bagaimana memprediksikan serta mengontrolnya. Dengan demikian psikologi dakwah terdapat pendekatan analisis terhadap tingkah laku manusia dari berbagai aspek ilmu yang bersumber pada pandangan psikologi perorangan maupun dalam masyarakat. Proses pelaksanaan kegiatan dakwah dalam masyarakat atas landasan psikologi dakwah akan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan oleh manusia sebagai individu dan sebagai makhluk sosial.[4]
Dalam ilmu dakwah objek dakwah terbagi menjadi objek material yang mencakup ajaran pokok agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadis serta dapat diiwujudkan dalam semua aspek kegiatan dan kehidupan umat Islam dalam sepanjang sejarah Islam. Sedangkan pada objek formal meliputi aspek yang berhubungan dengan kegiatan mengajak umat manusia agar beramar ma’ruf  nahi munkar sehingga umat manusia mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya dalam semua segi kehidupan manusia. Adapun pendapat dari Syukriadi Sambas yang menyatakan bahwa objek material ilmu dakwah adalah perilaku keislaman dalam berislam yang sumber pokoknya Al-Qur’an dan Hadis. Sedangkan objek formalnya adalah aspek spesifik mengenai perilaku keislaman dalam melakukan dakwah baik dalam bentuk Tabligh, Irsyad, Tadbir dan Tathwir.[5]
Dalam pandangan psikologi, George a miller menyatakan bahwa psikologi mempunyai objek pembahasan yang berupa mental atau jiwa manusia secara luas. Pembahasannya bersifat ilmiah yang didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh metode ilmiah pula. Hal ini berbeda dengan William james yang membatasi objek pembahasan psikologi pada jiwa sadar manusia sehat, terdidik dan sebagainya. Yang djadikan objek penelitiannya adalah tingkah laku yang berhubungan dengan proses penyesuaian diri. Tingkah laku tersebut bertujuan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup biologis sebagai makhluk individual dan tuntutan hidup sosial sebagai makhluk sosial.[6]
Pada psikologi dakwah memiliki teori serta prinsip-prinsip dan sudut pandang secara khusus yang berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya serta objek pembahasannya. Dilihat dari objek pembahasannya terbagi menjadi objek material dan objek formal. Pada objek material, yaitu sesuatu realitas atau fakta-fakta yang dibahas oleh suatu ilmu. Sedangkan objek formal adalah suatu sudut pandang yang spesifik terhadap suatu masalah yang diungkapkan secara mendalam oleh suatu disiplin ilmu.[7]
Objek material psikologi adalah manusia sebagai makhluk yang berjiwa dan objek material dakwah adalah manusia sebagai makhluk yang berketuhanan. Jadi objek material psikologi dakwah, yaitu manusia sebagai makhluk yang memiliki jiwa  dan berketuhanan sesuai dengan ajaran Islam.
Objek formal psikologi adalah tingkah laku manusia yang dilihat dari gejala-gejala kejiwaannya. Sedangkan objek formal dakwah adalah manusia sebagai individual ataupun sosial untuk diarahkan menuju kejalan Allah. Jadi objek psikologi dakwah adalah manusia dengan segala tingkah lakunya yang terlibat dalam proses dakwah.[8]
Dalam objek pembahasan psikologi dakwah masalah tingkah laku manusia dilihat dari segi interaksi dan interrelasi serta interkomunikasinya dengan manusia lain dalam hidup kelompok sosial di samping masalah hidup individual dengan kelainan-kelainnya yang mendasar dan menyeluruh, oleh karena manusia adalah makhluk sosial dan makhluk individual.[9]
Objek psikologi dakwah yaitu manusia yang memiliki sikap dan tingkah laku yang berbeda satu dengan yang lain. Masing-masing individu memiliki karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh orang tua maupun lingkungan. Begitu juga da’i ada yang berpikiran sempit dan ada yang luas, da’i tidak cukup hanya menguasai materi dakwah tetapi harus memahami karakteristik mad’u. Psikologi dakwah membantu para da’i memahami latar belakang hidup naluri manusia sebagai makhluk individual maupun makhluk sosial. Dengan pemahaman tersebut para da’i akan mampu menghitung, mengendalikan serta mengarahkan perkembangan modernisasi masyarakat terhadap pengaruh teknologi modern yang positif.

2.      HUBUNGAN ANTARA OBJEK PEMBAHASAN PSIKOLOGI DAN DAKWAH
Psikologi dakwah merupakan psikologi terapan maka ruang lingkup pembahasannya pun berada dalam proses kegiatan dakwah dimana sasarannya adalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dan melibatkan sikap dan kepribadian da’i dalam menghadapi mad’u, yaitu manusia yang mempunyai sikap dan kepribadiaan pula. Sehingga akan terlihat adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara da’i dengan mad’u agar terwujudlah suatu rangkaian proses komunikasi yang berupa motivasi dakwah yang disampaikan oleh da’i dengan sikap dan kepribadiaannya ke arah mad’u, yaitu manusia melalui proses belajar sehingga timbul perubahan sikap dan tingkah laku berupa pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama.[10]
Dalam melaksanakan proses dakwah akan menghadapi berbagai keragaman dalam berbagai hal, seperti pikiran-pikiran, pengalaman, kepribadian atau watak, dan lain-lain. Keragaman tersebut akan memberikan corak dalam menerima pesan dakwah karena itulah untuk mengefektifkan seorang da’i ketika penyampaikan pesan dakwah kepada mad’u diperlukan memahami segi psikologis  dan mempelajari tentang kejiwaan seseorang. Pengembangan psikologi dakwah melalui penganalisisan tentang aspek hidup kejiwaan sosial juga menjadi dasar yang sangat penting untuk diterapkan dalam proses kegiatan dakwah di mana da’i dan mad’u merupakan faktor yang terlibat didalamnya.

Dengan psikologi maka proses dakwah yakni mempengaruhi watak dan membentuk akhlakul kharimah. Sehingga melahirkan manusia yang berakhlak sesuai dengan ajaran Islam. karena sebenarnya dakwah adalah suatu proses pembentukan watak atau kepribadian manusia. Oleh karena itu, harus menempuh pendekatan psikologi agar tujuan dakwah dapat tercapai.[11]
Setiap ilmu pengetahuan selau memiliki objek material maupun formal. Objek material ilmu psikologi dakwah lebih menekankan pada aspek psikologisnya yang memiliki kesamaan seperti halnya objek psikologi pada umumnya. Namun disisi lain pembahasannya ditekankan pada aspek dakwah maka objek psikologi dakwah sama dengan objek yang menjadi pokok pembahasannya dalam ilmu dakwah.[12]
Dalam psikologi dakwah selain membahas tentang kegiatan rohaniah manusia dilihat dari aspek individualitasnya juga menganalisis kegiatan rohaniah manusia dilihat dari aspek sosialitasnya. Kedua aspek tersebut, terlihat dalam proses kegiatan dakwah dimana psikologi dakwah memberikan petunjuk dan pengertian tentang situasi dan kondisi kejiwaan objek tersebut.[13]
Psikologi dan dakwah yang memiliki kaitan yang sama mengenai jiwa manusia. Dalam Islam juga telah terdapat konsep sendiri tentang manusia serta unsur-unsurnya sehingga islam dan jiwa saling berkaitan.










BAB III
PENEUTUP
KESIMPULAN
Dari penjabaran makalah kami diatas mengenai objek pembahasan psikologi dakwah dapat kami simpulkan:

Dalam objek pembahasan psikologi dakwah terbagi menjadi dua, yaitu objek material yang membahas mengenai realitas kehidupan manusia sebagai makhluk yang berjiwa dan berketuhanan sesuai dengan ajaran Islam (Al-Qur’an dan Hadis). Pada objek formal, yaitu membahas secara khusus mengenai gejala-gejala perilaku kejiwaan manusia yang berhubungan dengan proses dakwah untuk beramar ma’ruf nahi munkar agar menuju ke jalan Allah.
Psikologi dan ilmu dakwah memiliki hubungan yang sangat erat sebab objeknya sama-sama membahas mengenai manusia. Dalam hal ini adalah gejala-gejala perilaku kejiwaan dan kepribadiaanya, baik manusia sebagai individual maupun sosial. Sehingga dengan melihat dari segi psikologisnya maka dalam proses dakwah dapat dicapai suatu tujuan secara efektif.
Saran
Dengan adanya wawasan tentang psikologi dakwah maka da’i bisa mengetahui seberapa berhasilnya proses dakwah sehingga direspon oleh mad’unya. Dan ketika dalam proses dakwah da’i sudah dapat menentukan metode, media yang dipandang cocok dengan mad’u yang akan dihadapinya. Kegiatan dakwah ini dapat berlangsung lancar dan baik, diperlukan pengetahuan tentang psikologi dakwah. Karena kegiatan dakwah pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain.




DAFTAR PUSTAKA

Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.

Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.

Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Surabaya: Offset INDAH, 1993.

M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Penganatar Studi, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

M. Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: ARKOLA, 1994.

[1] Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Offset INDAH, 1993), h. 67.

[2] M Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: ARKOLA, 1994), h. 531.

[3] Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999, cet. I), h. 3.

[4] M Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Penganatar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004, cet.VI), h. 10.

[5] Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 28-29.

[6] M Arifin, op.cit.,h. 14-15.

[7] Enjang dan Aliyudin, op.cit., h. 27.

[8] Jamaluddin Kafie, loc.cit., h. 6-7.

[9] M Arifin, op.cit., h. 16.

[10] Ibid., h. 17.

[11] Jamaluddin Kafie, op.cit., h. 69.

[12] Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2209, cet. II), h. 10.


[13] Ibid., h. 34-35

SIKLON TROFIS


BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang Masalah
Sejak dahulu hingga sekarang bumi kita sudah banyak mengalami fenomena-fenomena alam baik fenomena yang biasa hingga fenomena yang luar biasa. Fenomena alam tersebut merupakan suatu kejadian yang bisa terjadi di suatu tempat, salah satu dari fenomena alam tersebut adalah siklon tropis.
Siklon tropis diakibatkan oleh salah satu faktor yaitu perbedaan suhu udara dan permukaan laut. Selain itu siklon tropis juga sangat tergantung pada letak geografis suatu daerah. Sebab letak daerah tersebut akan berpengaruh pada proses terbentuknya siklon tersebut.
Karena sifat siklon tropis yang seperti itu,  maka ada kemungkinan siklon tropis juga dapat terjadi di Indonesia. Sebab di Indonesia sendiri wilayahnya sebagian besar adalah daerah perairan, sedangkan siklon tropis muncul dari perairan seperti lautan
B.    Rumusan Masalah
1.      Apa itu pengertian dari siklon tropis itu sendiri?
2.      Apa Penyebab Terjadinya Siklon Tropis?
3.      Bagaimana Proses Terjadinya Siklon Tropis?
4.      Bagaimana siklon tropis di Wilayah Indonesia?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari siklon tropis itu sendiri.
2.      Untuk mengetahui Penyebab Terjadinya Siklon Tropis.
3.      Untuk mengetahui Bagaimana Proses Terjadinya Siklon Tropis.
4.      Untuk mengetahui Bagaimana siklon tropis di Wilayah Indonesia.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Siklon Tropis
Siklon tropis atau umumnya disebut badai tropis adalah fenomena alam berupa pusaran angin, hujan dan siklon petir dalam suatu daerah tertutup. Siklon tropis hanya dapat tumbuh dan berkembang di atas wilayah perairan tropis dan sub tropis yang hangat dengan kelembaban udara tinggi. Di seluruh dunia terdapat sejumlah wilayah–wilayah perairan tempat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis dengan pola musiman yang khas di setiap wilayah.
Menurut metereologi Siklon Tropis merupakan pusaran angin tertutup pada suatu wilayah bertekanan udara rendah. Kekuatan angin yang terjadi pada Siklon Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 Km dan berlangsung selama 6 hari hingga 2 minggu.
Siklon merupakan sebutan dalam dunia klimatologi di mana cuaca berlangsung ekstrim. Dikatakan ‘siklon tropis’ karena pemicu utamanya berasal dari perairan hangat di daerah tropis. Namun siklon ini tidak terjadi tepat di katulistiwa, melainkan terjadi di daerah yang letak astronominya kurang dari 10 LU dan kurang dari 10 LS. Hal ini dikarenakan adanya efek korioli, yaitu efek pembelokan arah angin yang disebabkan arah rotasi bumi yang tidak benar-benar lurus.
Walaupun merupakan fenomena yang tumbuh di lautan, pergerakan siklon tropis dapat mengarah ke daratan sehingga dapat menimbulkan bencana serius dengan kerugian material dan korban manusia yang besar. Pergerakan Siklon Tropis selalu menjauhi lintang ekuator, sehingga tidak mungkin melintasi daratan Indonesia, walaupun demikian wilayah Indonesia dapat terkena pengaruh tidak langsung dari siklon tersebut.
Siklon tropis adalah fenomena alam berupa hujan, pusaran angin, serta siklon petir dalam suatu daerah yang memiliki tekanan udara rendah.Siklon tropis juga sering disebut siklon tropis. Fenomena ini merupakan bencana alam yang memiliki efek kehancuran terbesar di dunia, daerah yang hanya terkena bagian ekornya saja juga akan mendapat imbasnya.
Siklon tropis hanya dapat tumbuh dan berkembang di atas wilaya perairan tropis dan sub tropis yang hangat dengan kelembaban udara tinggi, yang kemunculannya disertai dengan angin dan hujan dalam kecepatan dan intensitas yang sangat tinggi. Kekuatan angin yang terjadi pada Siklon Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 km bahkan lintasannya mencapai 1000 km dan diameter putaran hingga 500 km. Siklon tropis ini memiliki pusat putaran yang disebut mata siklon, berdiameter 10 km hingga 100 km yang dikelilingi oleh dinding awan padat setinggi 16 km. Siklon tropis ini dapat berlangsung selama 6 hari hingga lebih dari satu minggu.

B.    Penyebab Terjadinya Siklon Tropis
Sumber utama energi raksasa penggerak siklon tropis berasal dari proses kondensasi yakni mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari siklon tropis. Selain udara lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin yang bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, maka terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena siklon tropis. Sedangkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya siklon tropis dapat dikatakan sebagai berikut :
1.      Suhu air laut hingga kedalaman 50 meter lebih dari 26,5o Celsius. Perairan hangat merupakan sumber energi dari siklon tropis, sehingga ketika siklon tropis bergerak ke daratan atau perairan dingin maka kekuatan siklon tropis akan melemah secara drastic
2.      Suhu pada atmosfer turun drastis dengan meningkatnya ketinggian. Penurunan suhu atmosfer secara drastis tidak memungkinkan perpindahan kelembaban udara secara konveksi.Aktifitas siklon petir (thunderstorm) yang mendorong uap air melepaskan kandungan panasnya.
3.      Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis.
4.      Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin.
5.       Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan siklon guntur.
6.       Jarak minimum 500 km dari katulistiwa.


Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah
1.             Siklon tropis terbentuk pada lintang >10 derajat (LU & LS). Untuk daerah lintang equator seperti di Indonesia, Siklon Tropis hampir pasti tidak dapat terbentuk. Hal ini diakibatkan oleh efek rotasi bumi atau faktor Coriolli yang kecil di equator. Coriolli kecil berarti vortisitas(kecepatan putaran siklon) juga kecil, sehingga Siklon Tropis tidak dapat terbentuk. Gangguan yang dapat terjadi di Indonesia, tapi pertumbuhan selanjutnya yaitu menjadi siklon tropis akan terjadi pada lintang tingg yang memiliki vortisitas lebih tinggi.
2.             Suhu muka laut(SST atau Sea Surface Temperatur) di atas ± 26,5oC Untuk suhu muka laut, di Indonesia dapat memenuhi. Akan tetapi faktor Coriolli lebih dominan, sehingga walaupun dengan suhu muka laut sekian, masi belum cukup untuk membentuk siklon tropis di perairan Indonesia.
3.             Adanya daerah perairan yang luas. Sumber energi utama dari suatu siklon tropis adalah uap air. Suatu tempat dengan kelembaban udara yang tinggi akan memiliki banyaknya kandungan uap air.Pelepasan panas kondensasi oleh awan-awan yang berpotensi menimbulkan siklon merupakan sumber energi utama siklon tropis.Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 26oC
4.             Adanya gangguan dekat permukaan dengan vortisitas dan konvergensi mencukupi. Siklon tropis tidak terjadi secar tiba-tiba, akan tetapi memerlukan suatu sistem putaran dan aliran yang besar di dekat permukaan.
5.             Shear angin vertikal yang rendah di antara permukaan dan bagian atas troposfer (kurang dari 10 m/detik). Shear angin vertikal adalah besar perubahan angin terhadap ketinggian. Shear angin vertikal yang besar akan mengacaukan atau mengganggu siklon tropis yang baru saja terbentuk atau mencegah terjadinya pembentukan siklon tropis. Jika siklon tropis telah terbentuk, shear angin vertikal akan memperlemah atau menghancurkan siklon tropis tersebut dengan
6.             Adanya lapisan yang relatif basah dekat troposfer bagian tengah (pada ketinggian 5 km). Waktu hidup sebuah siklon tropis adalah dari beberapa jam hingga bertahan dua minggu, dan secara rata-rata waktu hidup siklon tropis adalah 6 hari dari waktu terbentuk hingga melebur.



C.    Proses Terjadinya Siklon Tropis
Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari seluruh tekanan udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka tekanan udara di daerah siklon tropis merupakan yang terendah. Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis yang menyebabkannya terasa hangat. CDO (Central Dense Overcast)  merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan, hujan dan siklon petir. Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km. Pada siklon tropis lemah, CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat. Dinding mata menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas angin dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding matalah yang paling berbahaya. Pada bagian atas siklon tropis, angin bergerak keluar dari pusat siklon tropis dengan arah putaran berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah angin berputar kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik dan akhirnya berbalik arah.
Pada satu tahun di seluruh dunia terdapat rata-rata 80 kali peristiwa siklon tropis. Hampir seluruh siklon tropis tumbuh dan berkembang pada wilayah perairan di zona 30 derajat dari katulistiwa, yang disebut Zona Konvergensi Antara Tropis (ITCZ Intertropical Convergence Zone). Zona ini merupakan tempat terkumpulnya awan-awan hujan yang deras dan berhari-hari serta menimbulkan angin kencang.
Sumber utama energi raksasa penggerak siklon tropis berasal dari proses kondensasi yakni mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari siklon tropis. Selain udara lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin yang bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, maka terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena siklon tropis. Karena angin yang kencang tersebut membentuk pusaran maka seringkali disebut sebagai siklon tropis.
Ø  Siklon Tropis merupakan istilah yang masih bersifat umum. Selanjutnya menurut tingkat kematangan formasi bentuk dan kekuatannya, siklon tropis dapat diklasifikasikan atas:

1. Depresi Tropis (Tropical Depression)
            Pada depresi tropis sudah terjadi sistem tekanan rendah yang menyebabkan lingkaran awan dan siklon petir pada suatu daerah tertutup namun belum terlihat bentuk spiral dan mata. Kecepatan angin berkisar dari 17 hingga 33 knot. Pada depressi tropis tidak diberikan nama yang khas
2. badai angin Tropis (Tropical Storm)
            Pada badai kuat tropis mulai terlihat bentuk spiral, namun tidak terlihat adanya mata. Kecepatan angin maksimum berkisar dari 17 hingga 33 meter per detik ( 34 s/d 63 knot, 39 s/d 73 mph atau 62 s/d 117 km/jam). Untuk badai angin diberikan nama-nama yang khas untuk membedakan antara setiap kejadian siklon tropis.
            Untuk memberi gambaran kekuatan dan dampak yang bisa dihasilkan oleh Siklon Tropis / Hurricane maka dibuat pedoman skala kekuatan Hurricane. Skala yang umum digunakan adalah Skala Saffir-Simpson, yang dibagi atas lima kelas kategori , yakni
Dampak kerugian yang diakibatkan oleh Hurricane tidak mutlak bergantung pada tingkat skala kekuatan di atas. Wilayah kejadian (seperti daerah permukiman atau lautan terbuka) serta bencana alam susulan akibat dari Hurricane seperti banjir atau longsor, turut mempengaruhi besar kerugian dan korban manusia.
D.    Wilayah Indonesia
Letak Astronomis suatu negara ialah letak suatu tempat didasarkan pada posisinya terhadap garis lintang dan garis bujur.Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub.Sementara, garis bujur merupakan garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan selatan.Garis-garis tersebut merupakan garis khayal yang dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan posisi suatu daerah di muka bumi.
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU – 11° LS dan antara 95° BT – 141° BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang berada pada 141° BT. 

Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46° (sama dengan 118 keliling bumi) dan lebar lintang 17°.
Pengertian letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi.Letak geografis disebut juga letak relatif, karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya. Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Ø  Penyebab Indonesia sebagai daerah tropis namun jarang terkena siklon tropis :
1.      Adanya pengaruh korioli
Siklon tropis begerak berbanding lurus dengan besar gaya coriolis bumi. Karena Indonesia berada di wilayah ekuator dengan sudut lintang rendah (besar lintang dinyatakan dengan tanda Sinus Ф), maka besarnya (hasil perhitungan) Sinus yang didapat mendekati nol. Hal ini menyebabkan siklon tropis tidak mungkin melintasi wilayah Indonesia.
2.      Topografi Indonesia yang tidak memungkinkan
Indonesia bukan daerah lintasan siklon, negara-negara yang seringkali menjadi lintasan siklon adalah Amerika, Jepang, Australia, Filipina dan negara lainnya. Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu berupa angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat pada daerah-daerah yang dekat dengan tempat timbulnya siklon. Namun pengaruh siklon ini tidak mutlak selalu terjadi.Timbulnya hujan lebat dan angin kencang karena pengaruh oleh posisi dan besarnya (intensitas) siklon, tergantung pula pada faktor sirkulasi udara di wilayah Indonesia.Terkadang ketika ada indikasi tumbuh siklon, pada beberapa wilyah kecenderungan cuacanya terlihat memburuk. Tetapi ketika siklon itu sudah matang atau sudah diberi nama, yang timbul di Indonesia justru hanya angin kencang dan gelombang tinggi (kecuali daerah yang mempunyai radius 500 km dari pusat siklon yang lebih sering mengalami hujan lebat). Kemudian di saat siklon tersebut sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika intensitasnya sudah melemah justru cuaca bagian Selatan cenderung banyak hujan lebat.Itu semua tidak mutlak terjadi, tergantung dari sirkulasi udara di atas wilayah Indonesia.



BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Siklon merupakan sebutan dalam dunia klimatologi di mana cuaca berlangsung ekstrim. Dikatakan ‘siklon tropis’ karena pemicu utamanya berasal dari perairan hangat di daerah tropis.
Sumber utama energi raksasa penggerak siklon tropis berasal dari proses kondensasi yakni yakni mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari siklon tropis. Selain udara lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin yang bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, maka terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena siklon tropis.
Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari seluruh tekanan udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka tekanan udara di daerah siklon tropis merupakan yang terendah. Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis yang menyebabkannya terasa hangat. CDO (Central Dense Overcast)  merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan, hujan dan siklon petir.
Penyebab matinya sebuah siklon tropis adalah ketika siklon tersebut meninggalkan perairan pasokan energi uap air akan berkurang. Lalu ketika siklon menuju daratan lebih cepat dingin dari pada perairan sehingga udara naik menjadi lebih dingin. Selain itu contour atau topografi daratan yang dapat mengahambat aliran angin.
Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu berupa angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat pada daerah-daerah yang dekat dengan tempat timbulnya siklon. Namun pengaruh siklon ini tidak mutlak selalu terjadi.Timbulnya hujan lebat dan angin kencang karena pengaruh oleh posisi dan besarnya (intensitas) siklon, tergantung pula pada faktor sirkulasi udara di wilayah Indonesia.Terkadang ketika ada indikasi tumbuh siklon, pada beberapa wilyah kecenderungan cuacanya terlihat memburuk. Tetapi ketika siklon itu sudah matang atau sudah diberi nama, yang timbul di Indonesia justru hanya angin kencang dan gelombang tinggi (kecuali daerah yang mempunyai radius 500 km dari pusat siklon yang lebih sering mengalami hujan lebat). Kemudian di saat siklon tersebut sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika intensitasnya sudah melemah justru cuaca bagian Selatan cenderung banyak hujan lebat.Itu semua tidak mutlak terjadi, tergantung dari sirkulasi udara di atas wilayah Indonesia.
B       Saran
Meskipun Indonesia bukanlah daerah lintasan siklon dan menerima pengaruh secara langsung, sebaiknya pemerintahan dan penduduk Indonesia dapat mempersiapkan diri untuk penanggulangan dari pengaruh siklon tersebut.




















DAFTAR PUSTAKA

Ø  Winarso, Paulus Agus. 2012. Kejadian alam langka di wilayah Indonesia, Giatnya Siklon Tropis Kirrily Akhir bulan April 2009/27 April 2009, [Online]. Tersedia : http://amg.ac.id/pubs/jurnal/OpiniSiklonLangkaMunculdiMaluku.pdf (31 Oktober 2012)
Ø  Ahira, Anne. 2011. Angin Topan, [Online]. Tersedia : http://www.anneahira.com/angin-topan.htm (31 Oktober 2012)
Ø  Wijaya, Chandra Mukti. 2010. Siklon Proses Blogger, [Online]. Tersedia : http://www.4shared.com/get/gluSINYX/siklon_proses_blogeer.html (31 Oktober 2012)
Ø  Wijaya, Chandra Mukti. 2010. Siklon Tropis/ Tropical Cyclone, [Online].  Tersedia :
http://phenomenaalam.blogspot.com/2010/12/siklon-tropis-tropical-cyclone.html (31 Oktober 2012)

Ø  Pustekom. 2005. Siklon Tropis, [Online]. Tersedia : http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Fenomena.Alam/Siklon/all.htm (31 Oktober 2012)

Proposal PROFIL KOMUNIKASI INTERNAL DI DALAM KOMUNITAS MADRIDISTA BANDA ACEH

KATA PENGANTAR

oleh Ade Putra Setiawansyah 

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penelitian saya dengan bentuk kualitatif yang berjudul “ PROFIL KOMUNIKASI INTERNAL DI DALAM KOMUNITAS MADRIDISTA BANDA ACEH”.mudah-mudahan Allah SWT meridhoi proposal ini demi kemudahan dalam proses pembelajaran dan ada berkah tersendiri bagi mahasiswa lainnya.
Shalawat serta salam tak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, beseta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Penulisan Makalah proposal ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah metodelogi penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan proposal ini. Harapan penulis semoga proposal  ini dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan kepada semua mahasiswa yang berada di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Arraniry Banda Aceh.





Banda Aceh, 15 Januari 2016


     Ade Putra Setiawansyah





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI              ..............................................................................................   ii

BAB I PEDAHULUAN                     
A. Latar Belakang Masalah    .....................................................................    1  
B. Rumusan Masalah              .....................................................................    4
C. Tujuan Penilitian                .....................................................................    4
D. Mamfaat Penelitian            .....................................................................    4
E. Sistematika Pembahasan    .....................................................................    5

BAB II KAJIAN PUSTAKA                       
A. Definisi Konsep                 .....................................................................   7
B. Kerangka Pikir Penelitian   .....................................................................  12

BAB III METODE  PENELITIAN

A. Metode Penelitian              ....................................................................  13
B. Pendekatan Penelitian        ....................................................................  13
C. Jenis Penelitian                   ....................................................................  14
D. Subjek                                ....................................................................  14
E. Objek                                  ....................................................................  15
F. Lokasi Penelitian                ....................................................................  15
G. Jenis Data                           ....................................................................  15
H. Sumber Data                      ....................................................................  16

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A.    Tahapan penelitian            ....................................................................  17
B.     Tehnik Pengumpulan Data  .................................................................  18
C.     Tehnik Analisis Data         ....................................................................  19
D.    Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data      ............................................  21

BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan                       .....................................................................
B.     Saran                                 .....................................................................
DAFTAR PUSTAKA                                    ......................................................................   23



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan salah satu bentuk kegiatan umat manusia yang paling penting. Tidak ada manusia yang tidak menjalankan komunikasi karena komunikasi adalah perlambangan dari adanya kehidupan didalam masyarakat bersangkutan[1]. Begitu juga dengan suatu organisasi yang membutuhkan komunikasi untuk melakukan interaksi dengan orang-orang didalamnya.

Suatu organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses dalam komunikasi organisasi. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirim itu diartikan sama dengan apa yang dimaksud oleh pengirim.

Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, penerima yang dimaksud, dan arus tujuan.[2] Organisasi disini sama halnya dengan sebuah kelompok atau komunitas, seperti komunitas atau kelompok suporter. Keberadaan pendukung atau suporter merupakan salah satu pilar penting yang wajib ada dalam suatu pertandingan sepak bola agar suasana tidak terasa hambar dan tanpa makna. Kehadiran suporter dalam mendukung suatu kesebelasan sangat terasa efeknya dalam mengobarkan semangat tanding dalam diri pemain. Kita mengenal nama-nama suporter fanatik klub-klub besar seperti Milanisti (AC Milan), Liverpudlian (Liverpool), Interisti (Inter Milan) dan lain-lain.

Di Indonesia, kita mengenal SKULL supporter kutaraja untuk lantak laju atau sering juga di juluki laskar rencong (Persiraja banda aceh), Aremania (Arema Malang), Jakmania (Persija), Bonek Mania (Persebaya), dan lain-lain. Para suporter tersebut muncul dengan berbagai aksi yang teatrikal, seperti kostum dan atribut yang mencolok, dan gaya dukungan berupa nyanyi-nyanyian pendek dengan gerakan tubuh.[3]

Kota Banda Aceh merupakan salah satu barometer sepak bola Indonesia dan telah memiliki sejarah yang panjang di blantika sepak bola. Seperti persiraja banda aceh yang memiliki supporter dengan julukan para SKULL untuk lantak laju atau laskar rencong. Namun tak hanya itu saja, para pencinta sepak bola yang tinggal di seramoe mekkah  ini, banyak juga terdapat supporter dari pecinta bola di Liga-liga Eropa seperti Manchester United, barcelona, paris saint germain, ajax amsterdam, Chelsea, Arsenal hingga real madrid. Dan inilah yang menjadi salah satu alasan berdirinya komunitas Madridista Fans Real Madrid di Tanah Rencong (Pena Real Madrid de Indonesia Regional Aceh)[4]

Madridista fans real madrid di Banda Aceh berisi penggemar sepak bola asal Spanyol Real Madrid. Awal tahun 2010  anggota yang mengikuti acara nobar  (nonton bareng pertandingan lansung real madrid di warung kopi yang menjadi basecamp bagi fans madrid yaitu di salah satu warung kopi yang bernama te_em kupi yang terletak di daerah lampineung Banda Aceh) , kegiatan bermain  futsal sesama madridista banda aceh cukup banyak hingga mencapai 50 sampai 60 anggota dan bahkan beberapa kali memenangi turnamen futsal itu sendiri, tidak hanya itu madridista Banda Aceh juga melalukan kegiatan sosial sesama fans, seperti melakukan kegiatan bakti sosial, penggalangan dana untuk gaza Palestina dan doa bersama, kegiatan bersepada dan lari bersama fans, dan bahkan  mendonorkan darah.


Madridista Banda Aceh mempunyai beberapa kegiatan seperti nonton bareng, futsal , dan kegiatan sosial. Setiap acara tersebut tentunya membutuhkan kerjasama yang baik antara pengurus maupun anggota. Oleh karena itu keduanya juga dituntut untuk saling berkomunikasi, sehingga komunikasi tersebut terjalin hanya melalui media sosial pribadi maupun milik komunitas. Walaupun komunikasi tidak terjadi secara langsung, namun dengan pemanfaatan media sosial tersebut komunikasi dapat berjalan dengan efektif.[5]
Fenomena seperti inilah yang menggambarkan betapa pentingnya arti sebuah komunikasi internal. Sehingga proses pertukaran pesan satu pihak ke pihak lain dapat diterima dengan baik dalam melakukan aktivitas komunikasi. Dalam hal ini yang terlibat adalah pengurus komunitas madridista Banda Aceh dan anggotanya.

Penelitian ini dilakukan untuk menela’ah dan mencari tahu proses komunikasi Internal komunitas Madrista Banda Aceh. Hal ini dikarenakan sebagai wujud kepedulian dan solidaritas Madrista Banda Aceh sebagai supporter fanatik yang berada di Banda aceh, serta bisa meningkatkan rasa eksistensi karena mampu menyumbangkan informasi dan pengetahuan dalam hal keilmuan, khususnya Ilmu Komunikasi.



B. Rumusan Masalah Penelitian

Berangkat dari fenomena diatas mengenai internal komunitas Madridista Banda Aceh maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu: bagaimana profil komunikasi internal Madridista Banda Aceh Antara pengurus dengan anggota dan sebalikya?




C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas peneliti mempunyai tujuan untuk : mengetahui profil komunikasi internal Madridista Banda Aceh, baik komunikasi pengurus dengan pengurus, pengurus dengan anggota dan anggota dengan anggota.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat dari kedua uraian tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a.       Memberi sumbangan pemikiran pada bidang ilmu komunikasi
b.      Dapat dijadikan sumber data dan informasi pada pengaplikasian ilmu komunikasi
c.       Melahirkan pengetahuan baru yang bersifat ilmiah

2. Manfaat Praktis
                                                             a.      Memiliki pemahaman tentang penyusunan laporan penelitian secara analitis, praktis, dan sistematis
                                                            b.      Menambah ketelitian dalam pendeskripsian data kualitatif
                                                             c.      Memberi masukan kepada komunitas Madridista Banda Aceh dalam menjalin komunikasi



E. Sistematika Pembahasan

Dalam mengemukakan pembahasan terhadap permasalahan yang dianggap dalam penelitian ini, peneliti menyusun sistematika pembahasan yang terbagi dalam lima bab yang terdiri dari :

1.      BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab pertama ini, peneliti menyajikan beberapa sub bahasan, di antaranya adalah konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi konsep, kerangka pikir penelitian, dan metode penelitian.

2.      BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini tentang kajian pustaka yang terdiri dari komunikasi internal yang berhubungan dengan komunikasi vertical dan komunikasi horizontal serta komunikasi kelompok, dan proses komunikasi komunitas Madridista Banda Aceh. Point ke dua yaitu membahas teori system dan teori informasi organisasi.

3.      BAB III : METODE PENELITIAN


Bab selanjutnya yakni bab ketiga merupakan bab pengambaran hasil penelitian, berisi tentang deskripsi subjek, objek, dan lokasi penelitian. Dan juga menyertakan alasan dijadikannya sebagai lapangan penelitian.

4.      BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA


Penyajian dan analisis data menyajikan analisis data yang telah di gambarkan di bab sebelumnya. Kemudian dari analisis tersebut menemukan beberapa point penelitan yang akan dibandingkan dengan teori yang relavan.

5.      BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini, ada dua sub bab. sub bab yang pertama ialah kesimpulan dimana yang berisi tentang akhir dari penelitian ini. Kemudian sub bab yang ke dua adalah saran yang berisi tentang permohonan saran dari berbagai pihak untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian ini.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Konsep.
1. Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata ini terbentuk kata communion yang dalam Bahasa Inggris menjadi communion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Karena untuk ber- communion diperlukan usaha dan kerja, dari kata itu dibuat kata kerja communicare[6], yang bermakna berbagi atau menyampaikan berita, pesan, informasi, dan perasaan kepada orang lain.[7]

komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung.[8] Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan
(1) membangun hubungan antar sesama
(2) melalui pertukaran informasi
(3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
(4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.[9]






2. Komunikasi Internal
komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrance D. Brennan sebagai” interchange of idea among the administrators and particular structure (organization)and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done (operation and management).” (pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung”.[10] Bentuk Komunikasi Internal Bentuk transformasi komunikasi internal dalam organisasi dapat berbentuk :
2.1. Komunikasi Vertikal
1) Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.
2)  Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyedia).

2.2. Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama[11].

3. Madridista Banda Aceh

 Madridista Banda Aceh dengan kata lain Indonesia Pena Real Madrid de Indonesia Regional Aceh. Sebuah komunitas yang berisi sekumpulan pecinta klub sepak bola la liga spanyol yakni Real Madrid. Madridista Banda Aceh berdiri dibawah naungan madridista indonesia (MI) yang berpusat di ibukota Jakarta. Walaupun demikian Madridista Banda Aceh ini mempunyai wewenang untuk membentuk dan mengelola apa saja yang menjadi keputusan dan program yang dijalankan oleh para Madridista Banda Aceh ini. Komunitas ini mempunyai julukan “Madridista Indonesia (MI) regional Banda Aceh” atau “madridista regional atjeh”. Berawal dari dibentuknya suatu media grup Facebook yang pada mulanya bernama Madridista Indonesia Regional Aceh pada 18 Februari 2010, Ihsan Maulana selaku pendiri grup mencoba untuk menyatukan para penggemar Real Madrid (Madridista) yang berada di Banda Aceh dalam sebuah komunitas yang terkoordinir dengan baik.[12]
Hal  ini tentunya tidak mudah dan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menyatukan Madridista dalam suatu wadah yang dari sanalah komunitas ini saling bersilaturahmi dan mengadakan event-event seputar Real Madrid. Menyadari antusias masyarakat yang biasanya nonton di warung-warung kopi setiap Real Madrid berlaga dan dukungan dari salah satu pengurus Madridista Indonesia Pusat (Adi Dwijayadi), Ihsan semakin bersemangat membentuk komunitas Madridista di Kota Serambi Mekah ini.
Tidak mau ketinggalan dengan MI Regional lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, untuk pertama kalinya pada tangga l9 Mei 2010 diadakanlah nonton bareng partai La Liga Real Madrid vs Athletico Bilbao di bawah bendera MI Banda Aceh walaupun yang hadir cuma 5 orang.[13]
Hingga tulisan ini dipublish, jumlah anggota yang terdata telah mencapai 60an anggota dan cukup banyak event-event yang telah terselenggara. Diantaranya : ngumpul bareng / kopi darat,melakuakan kegiatan sosial, member futsal dan tentunya nonton bareng disetiap Real Madrid berlaga baik di La Liga maupun Liga Champion
Tidak hanya itu sesuai dengan perkembangannya pada akhir tahun 2012 Komunitas pendukung klub sepakbola Real Madrid di Aceh atau Madridista Indonesia Regional Aceh, melakukan penggalangan dana untuk membantu warga Palestina yang sedang menghadapi serangan dari Israel. Dana yang terkumpul akan disalurkan melalui KNRP Aceh (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina), guna disampaikan langsung kepada warga Palestina di Gaza.
Presidente Madridista Indonesia Regional Aceh, Syeh Syairazi, dalam siaran persnya kepada Serambinews.com Rabu (28/11/2012) mengatakan, penggalangan dana untuk Palestina ini dilakukan dengan bermacam cara, termasuk dengan menggelar doa dan zikir bersama, di Masjid Agung Al Makmur Lampriet, Senin (26/11/2012) lalu.
“Sesuai dengan temanya Madridista Pray for Palestine, acara ini dikhususkan untuk mendoakan kaum Muslimin di Palestina yang saat ini sedang berada dalam tekanan zionis Israel,” kata dia. 
Syairazi mengatakan, acara doa dan zikir untuk Palestina ini dimulai setelah Shalat Maghrib. Diawali tausyiah oleh Ustadz Danu dan ditutup dengan doa serta zikir bersama. “Jama’ah Shalat Magrib sangat antusias ikut acara ini, meski hujan mengguyur kota Banda Aceh. Para jama’ah tidak hanya diramaikan oleh Madridista saja, namun juga dari 11 komunitas Fans Cub sepakbola yang dan masyarakat kota Banda Aceh.
“Meskipun kami dari komunitas fans club sepakbola, tetapi kami tidak melupakan problematika yang sedang menimpa saudara-saudara Muslim di Palestina. ‘Madridista Pray for Palestine’ merupakan bentuk dukungan dari kami kepada rakyat Palestina atas penjajahan yang dilakukan oleh zionis Israel,”  imbuh Syeh Syairazi.
Ia menyebutkan, dana yang terkumpul pada acara tersebut berjumlah Rp 467.000. “Insya Allah jumlah sumbangan akan terus bertambah, karena komunitas Madridista  Indonesia Regional Aceh pada saat itu masih membuka waktu kepada seluruh anggotanya dan pihak lain yang ingin berpartisipasi.
Hal tersebut menggambarkan bahwah solidaritas hubungan sosial yang diperlihatkan oleh para komunitas madridista tidak hanya dalam bentuk kesenangan bersama atau menghabiskan waktu dalam hal olahraga ,kumpul/ngopi bareng saja,akan tetapi para madridista dituntut untuk mempunyai sikap sosial yang tinggi terhadap yang membutuhkan pertolongan.
Komunitas ini bisa mendapatkan anggota yang lumayan banyak dikarena mereka selalu memberikan tentang komunitas ini dibeberapa media social. Komunitas ini mempunyai kegiatan tetap seperti nonton bareng (nobar), futsal, kegiatan sosial dan Gathnas (Gathering Nasional).
Jadi komunikasi internal Madridista Banda Aceh adalah sebuah pertukaran ide dan gagasan yang dilakukan oleh pengurus dengan anggotanya dengan tujuan untuk menciptakan keharmonisan organisasi dan mencapai kesuksesan bersama.

B. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan skema yang dibuat oleh penulis dibawah, dijelaskan bahwa komunikasi internal antara pengurus dengan pengurus, dan komunikasi antara pengurus dengan anggota, berjalan sesuai dengan bagaimana semestinya. Yakni menerima pesan yang disampaikan serta memberikan umpan balik terhadap pesan yang diterima. Sehingga dapat merubah sikap, pendapat dan perilaku penerima, sehingga mengurangi kesalahpahaman dalam komunikasi internal.

Gambar 1 :
Skema Pemikiran Penelitian


Pengurus madridista banda aceh

Anggota madridista banda aceh

Teori Sistem


Teori Informasi Organisasi


Komunikasi Internal

 
















BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Metode dalam suatu penelitian merupakan upaya agar penelitian tidak diragukan bobot kualitasnya dan dapat dipertanggung jawabkan validitasnya secara ilmiah. Untuk itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa dan bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber data, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.


B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitaitif. Ada beberapa ahli (pakar) mengemukakan definisi penelitian kualitatif, antara lain: Menurut Bogdan dan Taylor, yang dikutip oleh Moleong menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagai mana adanya, dengan tidak dirubah dalam bentuk symbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara kerja atau metode yang sistematik, terarah, dan dapat dipertanggung jawabkan.[14]

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. [15]

C. Jenis Penelitian

Penelitian bersifat deskriptif yang menggambarkan gejala sosial dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Dan lebih menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Penelitian kualitatif menggunakan teori sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan penelitiannya, bukan menguji teori seperti pada penelitian kuantitatif.[16]

D. Subjek

Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dijadikan informan dalam penelitian, yaitu sebagian anggota komunitas Madridista Banda Aceh dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut :
1. Anggota yang memiliki kartu member / non member
2. Anggota yang menjadi pengurus
3. Anggota yang aktif datang disetiap acara nonton bareng
4. Anggota yang aktif datang disetiap acara futsal
5. Anggota yang mengikuti gathering nasional


E. Objek

Objek dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan ilmu komunikasi, bagaimana komunitas Madridista Banda Aceh ini melakukan proses komunikasi dengan ilmu-ilmu komunikasi internal dalam menangani internal melalui media komunikasi sosial.
F. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah warung-warung kopi atau cafe yang menjadi markas madridista yang ada di Banda Aceh. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah menurut pengamatan peneliti, Madridista Banda Aceh merupakan sebuah komunitas yang memiliki komunikasi internal yang cukup baik.

G. Jenis Data

Jenis data ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya yang berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan, dan hasil suatu pengujian tertentu. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi lansung tentang proses komunikasi internal komunitas Madridista Banda Aceh  yaitu dengan cara wawancara dengan beberapa pengurus dan anggota komunitas Madridista Banda Aceh yang telah memenuhi kriteria sebagai informan dalam penelitian ini.
Sedangkan data sekunder adalah data-data yang didapat dari bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara lansung dengan dengan beberapa pengurus dan anggota komunitas Madridista Banda Aceh yang telah memenuhi kriteria sebagai informan dalam penelitian ini.





H. Sumber data

Informan adalah orang yang benar-benar tahu dan terlibat dalam subyek penelitian tersebut, peneliti memastikan dan memutuskan siapa orang yang dapat memberikan informasi yang relevan yang dapat membantu menjawab pertanyaan peneliti. Disini peneliti menggunakan teknik snowball sampling dalam menentukan siapa informan yang hendak diwawancarai agar tetap focus dalam penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian.

























BAB VI
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Tahapan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini ada tiga tahap yang harus dilalui yaitu :
 (1) tahap pra-lapangan.
 (2) tahap pekerjaan lapangan.
 (3) tahap penulisan laporan.

Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut :

1.1. Pra-Lapangan

Dalam kegiatan pra lapangan ini meliputi kegiatan menyiapkan proposal penelitian, dilaksanakan pada bulan Desember minggu pertama; melakukan konsultasi fokus penelitian dilakukan pada bulan Desember minggu kedua dan ketiga; memilih dan menentukan informan, dilaksanakan pada bulan Desember minggu ketiga dan keempat; dan mulai menjajaki lapangan pada minggu keempat bulan Desember.

1.2. Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan dari referensi buku yang berkaitan dengan komunikasi internal komunitas, dilakukan pada minggu pertama Bulan Januari; melakukan observasi pada minggu kedua; melakukan wawancara dan dokumentasi oleh beberapa pengurus dan anggota Madridista Banda Aceh
1.3. Tahap penulisan laporan

Penulisan laporan penelitian dilaksanakan mulai 2017 mendatang.

B. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam metode ilmiah melalui prosedur sistematik, logis, dan proses pencarian data yang valid, baik diperoleh secara langsung (primer) atau tidak langsung (seconder) untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (process) suatu riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban (output) dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi oleh peneliti.[17]
1.1. Observasi

Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris”. Observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan dan merinci gejala yang terjadi.
Peneliti melakukan observasi disaat para pengurus dan anggota madridista Banda Aceh berkumpul di café, tepatnya di “ te_em kupi ” lampineung Banda Aceh untuk menyaksikan nonton bareng, serta kesolidan dan kebersamaan yang tumbuh ketika mereka berkumpul dan berkelompok demi mendapatkan tujuan yang sama yaitu mengharapkan kemenangan dan sportifitas yang harus di raih oleh real madrid dalam setiap pertandingan yang akan dihadapi dan hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi para madridista Banda Aceh.

1.2. Wawancara mendalam

Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung ( face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.[18]
Tujuan peneliti menggunakan metode ini, karena untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret dengan memanfaatkan pendekatan antarpribadi agar sang informan mampu menginformasikan segala sesuatu yang ia ketahui tentang proses komunikasi internal kelompok Indospurs Surabaya dan bagaimana mereka menjalin komunikasi tersebut serta media komunikasi apa yang digunakan untuk menjalin komunikasi internal.
1.3. Dokumentasi

Pengumpulan data dokumen merupakan metode yang digunakan peneliti untuk menelusuri data histories yang berisi sejumlah fakta yang berbentuk dokumen, hal ini sebagai pelengkap data penelitian, data sebagai penunjang dari hasil wawancara dan observasi.
Dalam teknik ini, peneliti mendapatkan data-data yang berupa dokumentasi foto, video dan dokumen-dokumen yang ada sebagai kelengkapan penelitian ini.

C. Tehnik Analisis Data

Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data model alur, yang terdiri atas
(1) Reduksi data
(2) Penyajian Data
(3) Penarikan Kesimpulan.

Adapun alasan peneliti memilih teknik analisa data ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam menyusun atau mengolah data serta mengelompokkan dan mengarahkan data yang telah didapat sesuai dengan focus-fokus penelitian.

Peneliti mendapat data melalui hasil wawancara dengan informan serta hasil pengamatan observasi dilokasi penelitian, data mula-mula belum tersusun dengan rapi dan tidak terkonsep. Untuk memudahkan peneliti menganalisa data, maka data-data yang didapatkan disusun ulang secara rapi, dipilah-pilah dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan data focus penelitian.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif: (1) teks naratif: berbentuk catatan lapangan (2) matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya.melakukan analisis kembali.


Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut ditulis tidak terstruktur dan tidak terkonsep hanya berupa catatan untuk mengingat-ingat saja, melalui alat bantu wawancara. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil catatan tersebut untuk diubah menjadi tulisan rapi yang terkonsep dan terstruktur dengan baik. Lalu peneliti mengelompokan tulisan tersebut berdasarkan uraian kategori, tema dan pola jawaban.

Setelah itu peneliti akan menggali dan menggabungkan dari sumber data yang tersedia melalui sumber referensi dari buku-buku literatur yang mendukung objek penelitian, serta mencari data tambahan dengan melakukan observasi lapangan untuk memperoleh data yang konkrit dan valid tentang segala sesuatu yang diteliti.

D. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data
Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1.1. Kredibilitas

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

1.      Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data    yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2.      Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

3.      Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.











DAFTAR PUSTAKA

~Nikmah, Hadiati. (2010). Sistem Komunikasi Indonesia.penerbit: Pasuruan Lunar Media, jakarta.
~Anung, Handoko. ( 2008). Sepak Bola Tanpa Batas: City of Tolerance. penerbit : Kanisius,Yogyakarta.
~Agus m. Hardjana. (2007). Komunikasi Itrapersonal & Interpersonal.penerbit: Kanisius, Yogyakarta.
~Y. Maryono, & B. Patmi Istiana. (2008) Teknologi Informasi & Komunikasi. penerbit :Yudhistira Ghalia Indonesia, Bandung.

~Onong Uchjana Effendy. (2008) . Dinamika Komunikasi. Penerbit : Remaja Rosdakarya, Bandung.
~Lukiati Komala.(2009). Ilmu Komunikasi – Perspektif, Proses, dan konteks. penerbit :Widya Padjadjaran, Bandung.
~Onong, Uchana Efendy. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung.
~R. Wayne Pace & Don F. Faules. (2010). Komunikasi Organisasi Strategi meningkatkan Kinerja Perusahan. penerbit: PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
~Moh. Kasiram. (2010) Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif. Penerbit: Maliki Press, Malang
~Rosady Ruslan. (2003). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. penerbit: Raja Grafindo Persada, Jakarta
~Jalaluddin Rakhmat. (1995). Metode Penelitian Komunikasi. penerbit: Remaja Rosdakarya, Bandung.
~Lexy J Moleong. (1991). Metode Penelitian Kualitatif. penerbit: Remaja Rosda Karya, Bandung.




[1]Nikmah, Hadiati. Sistem Komunikasi Indonesia. (Pasuruan: Lunar Media. 2010). Hal. 55 
[2] Ibid hal, 106-107
[3] Anung, Handoko. Sepak Bola Tanpa Batas: City of Tolerance. (Yogyakarta: Kanisius. 2008). hal 34-35
[4] Pengamatan awal peneliti atas isu terkait keadaan di madridista regional  Banda Aceh diperoleh dari pendiri grup melalui facebook Ihsan Maulana (18/12/2015)
[5] Keterangan dari anggota Madridista Banda Aceh, yang masih aktif. informasi ini didapat saat peneliti ngobrol santai dengan anggota tersebut, di saat setelah acara nonton bareng, yang diselenggarakan di te_em kupi lampineung. (03/12/2015)
[6] Agus m. Hardjana. Komunikasi Itrapersonal & Interpersonal. (Yogyakarta: Kanisius, 2007), hal. 10
[7] Y. Maryono, & B. Patmi Istiana, Teknologi Informasi & Komunikasi. (Yudhistira Ghalia Indonesia, 2008), hal. 03
[8] Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008) hal. 3-4
[9] Lukiati Komala. Ilmu Komunikasi – Perspektif, Proses, dan konteks. (Bandung : Widya Padjadjaran. 2009). hal 73
[10] Onong, Uchana Efendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:2005) hal 122
[11] R. Wayne Pace & Don F. Faules.Komunikasi Organisasi Strategi meningkatkan Kinerja Perusahan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010) . hlm, 195
[12] Keterangan dari anggota Madridista Banda Aceh, yang masih aktif. informasi ini didapat saat peneliti ngobrol santai dengan anggota tersebut, di saat setelah acara nonton bareng, yang diselenggarakan di te_em kupi lampineung (30/12/2015)
[13] Keterangan dari anggota Madridista Banda Aceh, yang masih aktif. informasi ini didapat saat peneliti ngobrol santai dengan anggota tersebut, di saat setelah acara nonton bareng, yang diselenggarakan di te_em kupi lampineung (30/12/2015)

[14] Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif, (Malang:Maliki Press, 2010), Hal : 176
[15] Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. (Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2003) hal 212-213
[16] Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1995). hal 25.
[17] Rosady Ruslan. Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi.(Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2004) hal 27
[18] Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991)