BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indeks
Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta
Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar
saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta
(BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator
pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh
saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan
IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan
dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.
APA
ITU INDEKS SAHAM ??
Umumnya
di bursa saham dunia mengenal lebih dari satu indeks. Contohnya di AS, ada
S&P500, Dow Jones, Nasdaq. Sedangkan di BEI, ada Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) atau Jakarta Composite Index (JCI), Indeks LQ45, Jakarta
Islamic Index (JII), Indeks Sektoral, serta Indeks Individual. Selain indeks
utama tersebut, indeks lainnya adalah Kompas-100 dan Bisnis-27.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian IHSG ?
2. Apa
Fungsi dari IHSG ?
3. Bagaimana
Perhitungan IHSG ?
C. Tujan
1. Untuk
mengetahui apa itu IHSG
2. Untuk
mengetahui apa Fungi dari IHSG
3. Untuk
mengetahui Perhitungan IHSG
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
IHSG
Indeks
Harga Saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari
berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian-kejadian
ekonomi. Bahkan saat ini IHS tidak saja menampung kejadian-kejadian ekonomi,
tetapi juga menampung kejadian-kejadian sosial, politik, dan keamanan. Dengan
demikian, IHS dapat dijadikan barometer kesehatan ekonomi suatu negara dan
sebagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir (current
market).
Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai
pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal tertentu dan mencerminkan suatu
nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa
efek.
IHSG
merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang
tercatat di bursa efek yang menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan di
pasar modal. IHSG ini bisa digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum
atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. ISHG juga
melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa.
B. Fungsi
IHSG
Indeks
harga saham merupakan indikator harga. Sebagai besaran statistik,
indekshargasaham juga sering digunakan untuk menggambarkan dan
meramalkankecenderunganpasar. Bagi pemodal, arti paling penting indeks harga
saham adalah sebagai tolok ukur keuntungan (capital gain). Indeks harga saham
merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks
memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Penanda
Arah Pasar
Boleh
dibilang, Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata dari sekelompok
saham. Karena menggunakan harga hampir semua saham di BEJ dalam perhitungannya,
IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama. Gampangnya, jika ingin
melihat kondisi bursa saham saat ini, kita tinggal melihat pergerakan angka
IHSG.
Jika
IHSG cenderung meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya
harga-harga saham di BEI sedang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG cenderung
turun, artinya harga-harga saham di BEI sedang merosot. Sekedar catatan,
persentase kenaikan atau penurunan IHSG akan berbeda dibanding dengan kenaikan
atau penurunan harga masing-masing saham. Kadang ada kalanya peningkatan atau
penurunan harga saham melebihi atau bahkan berlawanan dengan pergerakan angka
IHSG.
2. Pengukur
Tingkat Keuntungan
Misalnya
kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi di pasar
saham. Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima tahun lalu IHSG
bernilai 1400. Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama 5
tahun dari tahun 2008-2013 menghasilkan keuntungan (4400-1400)/1400*100% =
214%. Secara rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham adalah
214%. Berarti per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk keuntungan dari
dividen.
3. Tolak
ukur kinerja portofolio
Bila Anda memiliki reksadana atau
portofolio saham, Anda bisa membandingkan kinerjanya dengan IHSG. Misalnya
dalam 5 tahun terakhir IHSG naik sebanyak 214%. Kalau reksadana atau portofolio
Anda kinerjanya di bawah angka tersebut, sebaiknya Anda perlu berganti
strategi.
C. Cara
menghitung IHSG
Secara umum, ada dua cara untuk
menghitung indeks saham.
1. Cara
pertama adalah dengan Price Weight / Simple Average. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
indeks = ∑P / Nd
Keterangan
;
Ø P
adalah harga saham.
Ø Nd
adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang
tercatat dalam suatu waktu tertentu.
Metode ini dipakai untuk
menghitung indeks saham Dow Jones (Dow Jones Industrial Average/DJIA). Jadi
jumlah harga 30 saham langsung dibagi nilai dasar. Indeks ini tidak menggunakan
pembobotan pada masing-masing saham karena karena DJIA merupakan indeks 30
saham terpilih di bursa New York. Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan
telah memiliki bobot yang setara, sehingga penghitungan bobot dianggap tidak
perlu lagi. Sebagai catatan, 30 saham ini boleh dibilang mewakili setiap
industri di Amerika Serikat (AS) dan memiliki likuiditas transaksi yang tinggi.
2. Cara kedua adalah
dengan menggunakan Capitalization Weight / Weighted Average. Cara inilah yang
digunakan untuk menghitung IHSG dan S&P500. Rumusnya adalah:
indeks
= (∑P x Q) / Nd x 100
keterangan
;
Ø P
adalah harga saham di pasar reguler.
Ø Q
adalah bobot atau jumlah masing-masing saham.
Ø Nd
adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang
tercatat dalam suatu waktu. Nilai dasar ini bisa berubah jika ada aksi
korporasi yang menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah.
Sederhananya,
setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasarnya. Kemudian
dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar untuk semua saham, lalu dibagi dengan
nilai dasar, kemudian dikalikan dengan 100. Menurut informasi, kapitalisasi
pasar yang dijumlahkan ini berbeda dengan nilai kapitalisasi pasar seluruh
saham di BEI, karena ada saham-saham yang tidak perhitungkan dalam penghitungan
indeks. Kenapa demikian? Saham-saham yang tidak diperhitungkan ini menjadi
rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas saham-saham yang bisa
dimasukkan dalam penghitungan IHSG.
Contoh
kasus ;
Misalnya
saham PR Astra Internasional (ASII) di tahun 2012 memiliki kapitalisasi pasar
sebesar Rp 277,31 triliun. Nilai ini merupakan 7% dari seluruh kapitalisasi
pasar BEI sebesar Rp 3.916 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu,
kenaikan atau penurunan sedikit saja bisa memberi dampak lumayan pada IHSG.
Oleh sebab itu, jika IHSG naik atau turun tajam, dapat dipastikan perubahan
tersebut didorong oleh kenaikan harga-harga saham berkapitalisasi besar atau
yang lebih dikenal sebagai Big Cap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan dari makalah
yang penulis buat adalah bahwa masalah kasus Bank Century yang sedang terjadi
dapat mempengarhui pergerakan harga saham perbankan yang ada di Indonesia
khususnya.
Pengaruh pergerakan harga saham tersebut
bisa dipengaruhi oleh beberapa factor bisa berasal dari factor internal dalam
perusahaan itu sendiri dan factor eksternal.
Pergerakan IHSG sebelum kasus Century
memang tidak menunjukan sentiment baik yaitu pada level 1.256,70. Beberapa
bulan berikutnya IHSG mengalami kenaikan yang cukup bagus, pada saat kasus
Century ini muncul IHSG berada pada posisi 2.511,54 ketika masalah Bank Century
ini memuncak yang menyebabkan IHSG mengalami ketidak stabilan dan mengalami
kemerosatan 2.431,39 dan bahkan bisa lebih rendah lagi. Yang dapat berpengaruhi
pada saham – saham perbankan yang ada di Indonesia
IHSG saham perbankan pada saat – saat
ini mengalami pasang surut dikarenakan kasus Bank Century ini masih belum dapat
terselesaikan. Sehingga mengakibatkan para investor untuk bertahan dulu dalam
melakukan investasi dalam bidang saham perbankan.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
Bacaan :
~Tono,
J. ogianto2013. Teori Portiofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.
~Anoraga,Panji
dan Piji Pakarti. Pengantar Pasar Modal Edisi Revisi. Jakarta:Rineka
Cipta,2001.
Referensi
Lainnya :
~http://www.juruscuan.com/investasi
~http://teorionline.wordpress.com/2012/03/03/jenis-jenis-indeks-saham-di-bei/
No comments:
Post a Comment