KATA PENGANTAR
oleh Ade Putra Setiawansyah
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
penelitian saya dengan
bentuk kualitatif yang berjudul
“ PROFIL KOMUNIKASI INTERNAL DI DALAM KOMUNITAS MADRIDISTA BANDA ACEH”.mudah-mudahan
Allah SWT meridhoi proposal ini demi kemudahan dalam proses pembelajaran dan
ada berkah tersendiri bagi mahasiswa lainnya.
Shalawat
serta salam tak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw,
beseta keluarga, sahabat dan para pengikutnya
hingga akhir zaman. Penulisan Makalah proposal
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah metodelogi penelitian.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan
kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan proposal ini. Harapan penulis
semoga proposal ini dapat memberikan sumbangsih ilmu
pengetahuan kepada semua mahasiswa yang berada di Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Arraniry
Banda Aceh.
Banda Aceh, 15
Januari 2016
Ade Putra
Setiawansyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
...............................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ii
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penilitian ..................................................................... 4
D. Mamfaat Penelitian ..................................................................... 4
E. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Definisi Konsep ..................................................................... 7
B.
Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 12
BAB
III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .................................................................... 13
B. Pendekatan Penelitian .................................................................... 13
C. Jenis Penelitian .................................................................... 14
D. Subjek .................................................................... 14
E. Objek .................................................................... 15
F. Lokasi Penelitian .................................................................... 15
G. Jenis Data .................................................................... 15
H. Sumber Data .................................................................... 16
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS
DATA
A.
Tahapan
penelitian .................................................................... 17
B.
Tehnik
Pengumpulan Data
................................................................. 18
C.
Tehnik
Analisis Data .................................................................... 19
D.
Tehnik
Pemeriksaan Keabsahan Data
............................................ 21
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................
B. Saran .....................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Komunikasi merupakan salah satu bentuk kegiatan umat manusia
yang paling penting. Tidak ada manusia yang tidak menjalankan komunikasi karena
komunikasi adalah perlambangan dari adanya kehidupan didalam masyarakat
bersangkutan[1].
Begitu juga dengan suatu organisasi yang membutuhkan komunikasi untuk melakukan
interaksi dengan orang-orang didalamnya.
Suatu organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang dinamis
yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala
menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada
hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses dalam komunikasi organisasi. Untuk
berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi
gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi
tersebut efektif kalau pesan yang dikirim itu diartikan sama dengan apa yang
dimaksud oleh pengirim.
Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan
pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat
dilihat menurut beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, penerima
yang dimaksud, dan arus tujuan.[2]
Organisasi disini sama halnya dengan sebuah kelompok atau komunitas, seperti
komunitas atau kelompok suporter. Keberadaan pendukung atau suporter merupakan
salah satu pilar penting yang wajib ada dalam suatu pertandingan sepak bola
agar suasana tidak terasa hambar dan tanpa makna. Kehadiran suporter dalam
mendukung suatu kesebelasan sangat terasa efeknya dalam mengobarkan semangat
tanding dalam diri pemain. Kita mengenal nama-nama suporter fanatik klub-klub
besar seperti Milanisti (AC Milan), Liverpudlian (Liverpool),
Interisti (Inter Milan) dan lain-lain.
Di Indonesia, kita mengenal SKULL supporter kutaraja untuk
lantak laju atau sering juga di juluki laskar rencong (Persiraja banda aceh),
Aremania (Arema Malang), Jakmania (Persija), Bonek Mania (Persebaya), dan
lain-lain. Para suporter tersebut muncul dengan berbagai aksi yang teatrikal,
seperti kostum dan atribut yang mencolok, dan gaya dukungan berupa
nyanyi-nyanyian pendek dengan gerakan tubuh.[3]
Kota Banda Aceh merupakan salah satu
barometer sepak bola Indonesia dan telah memiliki sejarah yang panjang di
blantika sepak bola. Seperti persiraja banda aceh yang memiliki supporter
dengan julukan para SKULL untuk lantak laju atau laskar rencong. Namun tak
hanya itu saja, para pencinta sepak bola yang tinggal di seramoe mekkah ini, banyak juga terdapat supporter dari
pecinta bola di Liga-liga Eropa seperti Manchester United, barcelona, paris
saint germain, ajax amsterdam, Chelsea, Arsenal hingga real madrid.
Dan inilah yang menjadi salah satu alasan berdirinya komunitas Madridista Fans
Real Madrid di Tanah Rencong (Pena
Real Madrid de Indonesia Regional Aceh)[4]
Madridista fans real madrid di Banda Aceh berisi penggemar
sepak bola asal Spanyol Real Madrid. Awal tahun 2010 anggota yang mengikuti acara nobar (nonton bareng pertandingan lansung real
madrid di warung kopi yang menjadi basecamp bagi fans madrid yaitu di salah
satu warung kopi yang bernama te_em kupi yang terletak di daerah lampineung
Banda Aceh) , kegiatan bermain futsal sesama
madridista banda aceh cukup banyak hingga mencapai 50 sampai 60 anggota dan
bahkan beberapa kali memenangi turnamen futsal itu sendiri, tidak hanya itu
madridista Banda Aceh juga melalukan kegiatan sosial sesama fans, seperti
melakukan kegiatan bakti sosial, penggalangan dana untuk gaza Palestina dan doa
bersama, kegiatan bersepada dan lari bersama fans, dan bahkan mendonorkan darah.
Madridista Banda Aceh mempunyai beberapa
kegiatan seperti nonton bareng, futsal , dan kegiatan sosial. Setiap acara
tersebut tentunya membutuhkan kerjasama yang baik antara pengurus maupun
anggota. Oleh karena itu keduanya juga dituntut untuk saling berkomunikasi,
sehingga komunikasi tersebut terjalin hanya melalui media sosial pribadi maupun
milik komunitas. Walaupun komunikasi tidak terjadi secara langsung, namun
dengan pemanfaatan media sosial tersebut komunikasi dapat berjalan dengan
efektif.[5]
Fenomena seperti inilah yang menggambarkan betapa pentingnya
arti sebuah komunikasi internal. Sehingga proses pertukaran pesan satu pihak ke
pihak lain dapat diterima dengan baik dalam melakukan aktivitas komunikasi.
Dalam hal ini yang terlibat adalah pengurus komunitas madridista Banda Aceh dan
anggotanya.
Penelitian ini dilakukan untuk menela’ah dan mencari tahu
proses komunikasi Internal komunitas Madrista Banda Aceh. Hal ini dikarenakan
sebagai wujud kepedulian dan solidaritas Madrista Banda Aceh sebagai supporter
fanatik yang berada di Banda aceh, serta bisa meningkatkan rasa eksistensi
karena mampu menyumbangkan informasi dan pengetahuan dalam hal keilmuan,
khususnya Ilmu Komunikasi.
B. Rumusan
Masalah Penelitian
Berangkat dari fenomena diatas mengenai internal komunitas
Madridista Banda Aceh maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu: bagaimana profil
komunikasi internal Madridista Banda Aceh Antara pengurus dengan anggota dan
sebalikya?
C. Tujuan
Penelitian
Dari rumusan masalah diatas peneliti
mempunyai tujuan untuk : mengetahui profil komunikasi internal Madridista Banda
Aceh, baik komunikasi pengurus dengan pengurus, pengurus dengan anggota dan
anggota dengan anggota.
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori,
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat dari kedua uraian
tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberi
sumbangan pemikiran pada bidang ilmu komunikasi
b. Dapat
dijadikan sumber data dan informasi pada pengaplikasian ilmu komunikasi
c. Melahirkan
pengetahuan baru yang bersifat ilmiah
2. Manfaat Praktis
a.
Memiliki pemahaman tentang penyusunan laporan
penelitian secara analitis, praktis, dan sistematis
b.
Menambah ketelitian dalam pendeskripsian data
kualitatif
c.
Memberi masukan kepada komunitas Madridista
Banda Aceh dalam menjalin komunikasi
E. Sistematika
Pembahasan
Dalam mengemukakan pembahasan terhadap permasalahan yang
dianggap dalam penelitian ini, peneliti menyusun sistematika pembahasan yang
terbagi dalam lima bab yang terdiri dari :
1.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab pertama ini, peneliti menyajikan beberapa sub
bahasan, di antaranya adalah konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian hasil penelitian terdahulu, definisi
konsep, kerangka pikir penelitian, dan metode penelitian.
2.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini tentang kajian pustaka yang terdiri dari komunikasi
internal yang berhubungan dengan komunikasi vertical dan komunikasi horizontal
serta komunikasi kelompok, dan proses komunikasi komunitas Madridista Banda
Aceh. Point ke dua yaitu membahas teori system dan teori informasi organisasi.
3.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab selanjutnya yakni bab ketiga merupakan bab pengambaran
hasil penelitian, berisi tentang deskripsi subjek, objek, dan lokasi
penelitian. Dan juga menyertakan alasan dijadikannya sebagai lapangan
penelitian.
4.
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Penyajian dan analisis data menyajikan analisis data yang
telah di gambarkan di bab sebelumnya. Kemudian dari analisis tersebut menemukan
beberapa point penelitan yang akan dibandingkan dengan teori yang relavan.
5.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini, ada dua sub bab. sub bab yang pertama ialah
kesimpulan dimana yang berisi tentang akhir dari penelitian ini. Kemudian sub
bab yang ke dua adalah saran yang berisi tentang permohonan saran dari berbagai
pihak untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Konsep.
1. Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata
depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan
yang berarti satu. Dari kedua kata ini terbentuk kata communion yang
dalam Bahasa Inggris menjadi communion yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Karena untuk ber- communion
diperlukan usaha dan kerja, dari kata itu dibuat kata kerja communicare[6],
yang bermakna berbagi atau menyampaikan berita, pesan, informasi, dan
perasaan kepada orang lain.[7]
komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang
terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain
kepadanya, maka komunikasi berlangsung.[8]
Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungannya dengan
(1) membangun hubungan antar sesama
(2) melalui pertukaran informasi
(3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
(4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.[9]
2.
Komunikasi Internal
komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrance D. Brennan
sebagai” interchange of idea among the administrators and particular
structure (organization)and interchange of ideas horizontally and vertically
within the firm which gets work done (operation and management).” (pertukaran
gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau
jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap
dengan struktur yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal
dan vertical didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan
berlangsung”.[10]
Bentuk Komunikasi Internal Bentuk transformasi komunikasi internal dalam
organisasi dapat berbentuk :
2.1. Komunikasi Vertikal
1) Komunikasi ke bawah dalam sebuah
organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi
kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.
2) Komunikasi
ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat
yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyedia).
2.2.
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan-rekan
sejawat dalam unit kerja yang sama[11].
3. Madridista
Banda Aceh
Madridista Banda Aceh dengan kata lain Indonesia
Pena Real Madrid de Indonesia
Regional Aceh. Sebuah komunitas yang berisi sekumpulan pecinta klub sepak
bola la liga spanyol yakni Real Madrid. Madridista Banda Aceh berdiri dibawah
naungan madridista indonesia (MI) yang berpusat di ibukota Jakarta. Walaupun
demikian Madridista Banda Aceh ini mempunyai wewenang untuk membentuk dan
mengelola apa saja yang menjadi keputusan dan program yang dijalankan oleh para
Madridista Banda Aceh ini. Komunitas ini mempunyai julukan “Madridista
Indonesia (MI) regional Banda Aceh” atau “madridista regional atjeh”. Berawal
dari dibentuknya suatu media grup Facebook yang pada mulanya bernama Madridista
Indonesia Regional Aceh pada 18 Februari 2010, Ihsan Maulana selaku pendiri
grup mencoba untuk menyatukan para penggemar Real Madrid (Madridista) yang
berada di Banda Aceh dalam sebuah komunitas yang terkoordinir dengan baik.[12]
Hal
ini tentunya tidak mudah dan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk
menyatukan Madridista dalam suatu wadah yang dari sanalah komunitas ini saling
bersilaturahmi dan mengadakan event-event seputar Real Madrid. Menyadari
antusias masyarakat yang biasanya nonton di warung-warung kopi setiap Real
Madrid berlaga dan dukungan dari salah satu pengurus Madridista Indonesia Pusat
(Adi Dwijayadi), Ihsan semakin bersemangat membentuk komunitas Madridista di
Kota Serambi Mekah ini.
Tidak mau ketinggalan dengan MI Regional
lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, untuk pertama kalinya pada tangga l9
Mei 2010 diadakanlah nonton bareng partai La Liga Real Madrid vs Athletico
Bilbao di bawah bendera MI Banda Aceh walaupun yang hadir cuma 5 orang.[13]
Hingga tulisan ini dipublish, jumlah
anggota yang terdata telah mencapai 60an anggota dan cukup banyak event-event
yang telah terselenggara. Diantaranya : ngumpul bareng / kopi darat,melakuakan
kegiatan sosial, member futsal dan tentunya nonton bareng disetiap Real Madrid
berlaga baik di La Liga maupun Liga Champion
Tidak
hanya itu sesuai dengan perkembangannya pada akhir tahun 2012 Komunitas
pendukung klub sepakbola Real Madrid di Aceh atau Madridista Indonesia Regional
Aceh, melakukan penggalangan dana untuk membantu warga Palestina yang sedang
menghadapi serangan dari Israel. Dana yang terkumpul akan disalurkan melalui
KNRP Aceh (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina), guna disampaikan langsung
kepada warga Palestina di Gaza.
Presidente
Madridista Indonesia Regional Aceh, Syeh Syairazi, dalam siaran persnya kepada
Serambinews.com Rabu (28/11/2012) mengatakan, penggalangan dana untuk Palestina
ini dilakukan dengan bermacam cara, termasuk dengan menggelar doa dan zikir
bersama, di Masjid Agung Al Makmur Lampriet, Senin (26/11/2012) lalu.
“Sesuai
dengan temanya Madridista Pray for Palestine, acara ini dikhususkan untuk
mendoakan kaum Muslimin di Palestina yang saat ini sedang berada dalam tekanan
zionis Israel,” kata dia.
Syairazi
mengatakan, acara doa dan zikir untuk Palestina ini dimulai setelah Shalat
Maghrib. Diawali tausyiah oleh Ustadz Danu dan ditutup dengan doa serta zikir bersama.
“Jama’ah Shalat Magrib sangat antusias ikut acara ini, meski hujan mengguyur
kota Banda Aceh. Para jama’ah tidak hanya diramaikan oleh Madridista saja,
namun juga dari 11 komunitas Fans Cub sepakbola yang dan masyarakat kota Banda
Aceh.
“Meskipun
kami dari komunitas fans club sepakbola, tetapi kami tidak melupakan
problematika yang sedang menimpa saudara-saudara Muslim di Palestina.
‘Madridista Pray for Palestine’ merupakan bentuk dukungan dari kami kepada
rakyat Palestina atas penjajahan yang dilakukan oleh zionis Israel,”
imbuh Syeh Syairazi.
Ia
menyebutkan, dana yang terkumpul pada acara tersebut berjumlah Rp 467.000.
“Insya Allah jumlah sumbangan akan terus bertambah, karena komunitas
Madridista Indonesia Regional Aceh pada saat itu masih membuka waktu
kepada seluruh anggotanya dan pihak lain yang ingin berpartisipasi.
Hal
tersebut menggambarkan bahwah solidaritas hubungan sosial yang diperlihatkan
oleh para komunitas madridista tidak hanya dalam bentuk kesenangan bersama atau
menghabiskan waktu dalam hal olahraga ,kumpul/ngopi bareng saja,akan tetapi
para madridista dituntut untuk mempunyai sikap sosial yang tinggi terhadap yang
membutuhkan pertolongan.
Komunitas ini bisa mendapatkan anggota yang lumayan banyak
dikarena mereka selalu memberikan tentang komunitas ini dibeberapa media
social. Komunitas ini mempunyai kegiatan tetap seperti nonton bareng (nobar),
futsal, kegiatan sosial dan Gathnas (Gathering Nasional).
Jadi komunikasi internal Madridista
Banda Aceh adalah sebuah pertukaran ide dan gagasan yang dilakukan oleh
pengurus dengan anggotanya dengan tujuan untuk menciptakan keharmonisan
organisasi dan mencapai kesuksesan bersama.
B. Kerangka
Pikir Penelitian
Berdasarkan skema yang dibuat oleh
penulis dibawah, dijelaskan bahwa komunikasi internal antara pengurus dengan
pengurus, dan komunikasi antara pengurus dengan anggota, berjalan sesuai dengan
bagaimana semestinya. Yakni menerima pesan yang disampaikan serta memberikan
umpan balik terhadap pesan yang diterima. Sehingga dapat merubah sikap,
pendapat dan perilaku penerima, sehingga mengurangi kesalahpahaman dalam
komunikasi internal.
Gambar 1 :
Skema Pemikiran Penelitian
Pengurus madridista banda
aceh
|
Anggota madridista banda
aceh
|
Teori Sistem
|
Teori Informasi Organisasi
|
Komunikasi Internal
|
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam suatu penelitian merupakan upaya agar penelitian
tidak diragukan bobot kualitasnya dan dapat dipertanggung jawabkan validitasnya
secara ilmiah. Untuk itu dalam bagian ini memberi tempat khusus tentang apa dan
bagaimana pendekatan dan jenis penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber
data, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
teknik keabsahan data.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitaitif. Ada
beberapa ahli (pakar) mengemukakan definisi penelitian kualitatif, antara lain:
Menurut Bogdan dan Taylor, yang dikutip oleh Moleong menyatakan bahwa metode
penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.
Penelitian
Kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa
datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagai mana adanya, dengan
tidak dirubah dalam bentuk symbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian
pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia
sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara kerja atau metode yang
sistematik, terarah, dan dapat dipertanggung jawabkan.[14]
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang
sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman
tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan
analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian
ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan
tersebut. [15]
C. Jenis Penelitian
Penelitian bersifat deskriptif yang menggambarkan gejala
sosial dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses
dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Dan lebih menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis
setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori
perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Penelitian
kualitatif menggunakan teori sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan
penelitiannya, bukan menguji teori seperti pada penelitian kuantitatif.[16]
D. Subjek
Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dijadikan
informan dalam penelitian, yaitu sebagian anggota komunitas Madridista Banda
Aceh dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut :
1.
Anggota yang memiliki kartu member / non member
2.
Anggota yang menjadi pengurus
3.
Anggota yang aktif datang disetiap acara nonton bareng
4.
Anggota yang aktif datang disetiap acara futsal
5. Anggota yang
mengikuti gathering nasional
E. Objek
Objek dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan ilmu
komunikasi, bagaimana komunitas Madridista Banda Aceh ini melakukan proses
komunikasi dengan ilmu-ilmu komunikasi internal dalam menangani internal
melalui media komunikasi sosial.
F. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah
warung-warung kopi atau cafe yang menjadi markas madridista yang ada di Banda
Aceh. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah menurut pengamatan
peneliti, Madridista Banda Aceh merupakan sebuah komunitas yang memiliki
komunikasi internal yang cukup baik.
G. Jenis Data
Jenis data ada dua macam, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dihimpun secara langsung
dari sumbernya yang berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan
hasil observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan, dan
hasil suatu pengujian tertentu. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan
informasi lansung tentang proses komunikasi internal komunitas Madridista Banda
Aceh yaitu dengan cara wawancara dengan
beberapa pengurus dan anggota komunitas Madridista Banda Aceh yang telah
memenuhi kriteria sebagai informan dalam penelitian ini.
Sedangkan data sekunder adalah data-data
yang didapat dari bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari
surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai
dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga
dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi,
lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian,
hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya.
Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi
informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara lansung dengan dengan
beberapa pengurus dan anggota komunitas Madridista Banda Aceh yang telah
memenuhi kriteria sebagai informan dalam penelitian ini.
H. Sumber data
Informan adalah orang yang benar-benar
tahu dan terlibat dalam subyek penelitian tersebut, peneliti memastikan dan
memutuskan siapa orang yang dapat memberikan informasi yang relevan yang dapat
membantu menjawab pertanyaan peneliti. Disini peneliti menggunakan teknik snowball
sampling dalam menentukan siapa informan yang hendak diwawancarai agar
tetap focus dalam penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB VI
PENYAJIAN DAN ANALISIS
DATA
A. Tahapan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini ada tiga tahap yang harus
dilalui yaitu :
(1) tahap
pra-lapangan.
(2) tahap pekerjaan
lapangan.
(3) tahap penulisan
laporan.
Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut :
1.1.
Pra-Lapangan
Dalam kegiatan pra lapangan ini meliputi kegiatan menyiapkan
proposal penelitian, dilaksanakan pada bulan Desember minggu pertama;
melakukan konsultasi fokus penelitian dilakukan pada bulan Desember minggu
kedua dan ketiga; memilih dan menentukan informan, dilaksanakan pada bulan
Desember minggu ketiga dan keempat; dan mulai menjajaki lapangan pada minggu
keempat bulan Desember.
1.2.
Pekerjaan Lapangan
Tahap pekerjaan lapangan, meliputi
mengumpulkan bahan-bahan dari referensi buku yang berkaitan dengan komunikasi internal
komunitas, dilakukan pada minggu pertama Bulan Januari; melakukan observasi
pada minggu kedua; melakukan wawancara dan dokumentasi oleh beberapa pengurus
dan anggota Madridista Banda Aceh
1.3.
Tahap penulisan laporan
Penulisan laporan penelitian dilaksanakan mulai 2017
mendatang.
B. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam metode ilmiah
melalui prosedur sistematik, logis, dan proses pencarian data yang valid, baik
diperoleh secara langsung (primer) atau tidak langsung (seconder)
untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (process) suatu
riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban (output)
dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi oleh peneliti.[17]
1.1.
Observasi
Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan,
pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organisme, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris”. Observasi
berguna untuk menjelaskan, memberikan dan merinci gejala yang terjadi.
Peneliti melakukan observasi disaat para
pengurus dan anggota madridista Banda Aceh berkumpul di café, tepatnya di “
te_em kupi ” lampineung Banda Aceh untuk menyaksikan nonton bareng, serta
kesolidan dan kebersamaan yang tumbuh ketika mereka berkumpul dan berkelompok
demi mendapatkan tujuan yang sama yaitu mengharapkan kemenangan dan sportifitas
yang harus di raih oleh real madrid dalam setiap pertandingan yang akan
dihadapi dan hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi para madridista
Banda Aceh.
1.2.
Wawancara mendalam
Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa
wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini
peneliti dan responden berhadapan langsung ( face to face) untuk mendapatkan
informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan
permasalahan penelitian.[18]
Tujuan peneliti menggunakan metode ini,
karena untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret dengan memanfaatkan
pendekatan antarpribadi agar sang informan mampu menginformasikan segala
sesuatu yang ia ketahui tentang proses komunikasi internal kelompok Indospurs
Surabaya dan bagaimana mereka menjalin komunikasi tersebut serta media
komunikasi apa yang digunakan untuk menjalin komunikasi internal.
1.3.
Dokumentasi
Pengumpulan data dokumen merupakan metode yang digunakan
peneliti untuk menelusuri data histories yang berisi sejumlah fakta yang
berbentuk dokumen, hal ini sebagai pelengkap data penelitian, data sebagai
penunjang dari hasil wawancara dan observasi.
Dalam teknik ini, peneliti mendapatkan
data-data yang berupa dokumentasi foto, video dan dokumen-dokumen yang ada
sebagai kelengkapan penelitian ini.
C. Tehnik Analisis Data
Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). Reduksi
data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis
data model alur, yang terdiri atas
(1) Reduksi data
(2) Penyajian Data
(3) Penarikan Kesimpulan.
Adapun alasan peneliti memilih teknik analisa data ini adalah
untuk memudahkan peneliti dalam menyusun atau mengolah data serta
mengelompokkan dan mengarahkan data yang telah didapat sesuai dengan
focus-fokus penelitian.
Peneliti mendapat data melalui hasil
wawancara dengan informan serta hasil pengamatan observasi dilokasi penelitian,
data mula-mula belum tersusun dengan rapi dan tidak terkonsep. Untuk memudahkan
peneliti menganalisa data, maka data-data yang didapatkan disusun ulang secara
rapi, dipilah-pilah dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan data focus
penelitian.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif: (1) teks naratif:
berbentuk catatan lapangan (2) matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk
ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah
kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya.melakukan analisis kembali.
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui
wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut ditulis
tidak terstruktur dan tidak terkonsep hanya berupa catatan untuk
mengingat-ingat saja, melalui alat bantu wawancara. Kemudian dibuatkan
transkipnya dengan mengubah hasil catatan tersebut untuk diubah menjadi tulisan
rapi yang terkonsep dan terstruktur dengan baik. Lalu peneliti mengelompokan
tulisan tersebut berdasarkan uraian kategori, tema dan pola jawaban.
Setelah itu peneliti akan menggali dan
menggabungkan dari sumber data yang tersedia melalui sumber referensi dari
buku-buku literatur yang mendukung objek penelitian, serta mencari data
tambahan dengan melakukan observasi lapangan untuk memperoleh data yang konkrit
dan valid tentang segala sesuatu yang diteliti.
D. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data
Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan
observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi
tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan
mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1.1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau
dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi
yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan
dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara memperoleh tingkat
kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
1.
Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data
yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji
informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden
terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Triangulasi,
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
3.
Mengadakan member check yaitu dengan menguji
kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian
untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
DAFTAR
PUSTAKA
~Nikmah,
Hadiati. (2010). Sistem Komunikasi
Indonesia.penerbit: Pasuruan Lunar Media, jakarta.
~Anung,
Handoko. ( 2008). Sepak Bola Tanpa
Batas: City of Tolerance. penerbit : Kanisius,Yogyakarta.
~Agus
m. Hardjana. (2007). Komunikasi
Itrapersonal & Interpersonal.penerbit: Kanisius, Yogyakarta.
~Y. Maryono, & B. Patmi Istiana. (2008) Teknologi Informasi & Komunikasi.
penerbit :Yudhistira Ghalia Indonesia, Bandung.
~Onong Uchjana Effendy. (2008) . Dinamika Komunikasi. Penerbit :
Remaja Rosdakarya, Bandung.
~Lukiati
Komala.(2009). Ilmu Komunikasi –
Perspektif, Proses, dan konteks. penerbit :Widya Padjadjaran, Bandung.
~Onong,
Uchana Efendy. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung.
~R.
Wayne Pace & Don F. Faules. (2010). Komunikasi
Organisasi Strategi meningkatkan Kinerja Perusahan. penerbit: PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
~Moh.
Kasiram. (2010) Metodologi Penelitian
Kualitatif – Kuantitatif. Penerbit: Maliki Press, Malang
~Rosady
Ruslan. (2003). Metode Penelitian
Public Relations dan Komunikasi. penerbit: Raja Grafindo Persada, Jakarta
~Jalaluddin
Rakhmat. (1995). Metode Penelitian
Komunikasi. penerbit: Remaja Rosdakarya, Bandung.
~Lexy J Moleong. (1991). Metode Penelitian Kualitatif. penerbit: Remaja Rosda Karya,
Bandung.
[1]Nikmah, Hadiati. Sistem Komunikasi Indonesia. (Pasuruan:
Lunar Media. 2010). Hal. 55
[2] Ibid hal, 106-107
[3] Anung, Handoko. Sepak
Bola Tanpa Batas: City of Tolerance. (Yogyakarta: Kanisius. 2008). hal
34-35
[4] Pengamatan awal
peneliti atas isu terkait keadaan di madridista regional Banda Aceh diperoleh dari pendiri grup
melalui facebook Ihsan Maulana (18/12/2015)
[5] Keterangan dari
anggota Madridista Banda Aceh, yang masih aktif. informasi ini didapat saat
peneliti ngobrol santai dengan anggota tersebut, di saat setelah acara nonton
bareng, yang diselenggarakan di te_em kupi lampineung. (03/12/2015)
[6] Agus m. Hardjana.
Komunikasi Itrapersonal & Interpersonal. (Yogyakarta: Kanisius,
2007), hal. 10
[7] Y. Maryono, &
B. Patmi Istiana, Teknologi Informasi & Komunikasi. (Yudhistira
Ghalia Indonesia, 2008), hal. 03
[8] Onong Uchjana
Effendy. Dinamika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008) hal.
3-4
[9] Lukiati Komala. Ilmu
Komunikasi – Perspektif, Proses, dan konteks. (Bandung : Widya Padjadjaran.
2009). hal 73
[10] Onong, Uchana
Efendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung:2005) hal 122
[11] R. Wayne Pace
& Don F. Faules.Komunikasi Organisasi Strategi meningkatkan Kinerja
Perusahan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010) . hlm, 195
[12] Keterangan dari
anggota Madridista Banda Aceh, yang masih aktif. informasi ini didapat saat
peneliti ngobrol santai dengan anggota tersebut, di saat setelah acara nonton
bareng, yang diselenggarakan di te_em kupi lampineung (30/12/2015)
[13] Keterangan dari
anggota Madridista Banda Aceh, yang masih aktif. informasi ini didapat saat
peneliti ngobrol santai dengan anggota tersebut, di saat setelah acara nonton
bareng, yang diselenggarakan di te_em kupi lampineung (30/12/2015)
[14] Moh. Kasiram, Metodologi
Penelitian Kualitatif – Kuantitatif, (Malang:Maliki Press, 2010), Hal : 176
[15] Rosady Ruslan. Metode
Penelitian Public Relations dan Komunikasi. (Jakarta : RajaGrafindo
Persada. 2003) hal 212-213
[16] Jalaluddin Rakhmat. Metode
Penelitian Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1995). hal 25.
[17] Rosady Ruslan. Metodologi
Penelitian Public Relations dan Komunikasi.(Jakarta : RajaGrafindo Persada.
2004) hal 27
[18] Lexy J Moleong, Metode
Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991)