SOSIOLOGI KOMUNIKASI
BAB I :
Filsafat Sosiologi Komunikasi
A.
Filsafat Sosial, Sosiologi Modern, Dan
Komuikasi
o Sebelum
Yunani Kuno ( Sebelum + 600 SM )
Manusia memiliki persoalan besar dengan kesadaran
dan bahasanya, kesadaran manusia memiliki persoalan dengan pikiran manusia, di
mana dalam fisika modern dikatakan bahwa pikiran manusia memiliki tangan dalam
dunia objektif manusia. Bahwa pikiran manusia bekerja berdasarkan kesadaranya
terhadap alam semesta yang ada, sementara
kesadaran manusia memiliki hubungan yang sangat terbatas dengan realitas yang
subjektifs dan realitas objektif.
o Yunani
Kuno ( +600 SM )
Pada periodisasi sekitar 600 +SM periode
ini ditandai oleh pergeseran pemikiran dari mitos ke logos.
Penjelasan-penjelasan mistik yang berdasarkan kepercayaan tradisional tentang
gejala-gejala alam bergeser pada penjalasan logis yang berdasarkan rasio.
o Abad
Pertengahan ( 300 SM – 1300 M )
Menurut Adian ( 2002 : 9 ), pemikiran
filsuf pada abad ini kehilangan otoniminya. Pemikiran abad pertengahan bercirikan
teosentris (berpusat pada kebenaran wahyu tuhan). Kebenaran utama adalah
kebenaran teologis yang termaktub dalam wahyu tuhan. Manusia tidak mampu
mencapai pengetahuan sejati tanpa ilmunisasi kebenaran ilahi. Singkatnya,
o
Filsafat Modern ( Abad 17-19 )
Menurut Adian ( 2002 ),
yaitu aliran filsafat yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan hanya didapatkan
dari pengalaman lewat pengamatan empiris bukan semata-mata penalaran deduksi
Kant mengatakan bahwa, rasio dan empiris adalah sama-sama sumber pengetahuan di
mana kesan –kesan empiris dikonstruksikan oleh rasio manusia melalui
kategori-kategori menjadi pengetahuan.
o
Positivisme ( abad ke 20 )
August Comte ( 1798-1857 )
positivisme mendominasi wacana ilmu pengetahuan pada awal abad 20-an dengan
menetapkan criteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh manusia maupun alam untuk
disebut sebagai ilmu yang benar. Criteria adalah eksplanatoris dan prediktif.
Demi terpenuhnya criteria-kriteria tersebut, maka ilmu-ilmu harus memiliki
pandangan dunia positivistic sebagai berikut : Pertama objektif,
teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai. Kedua fenomenalisme,
ilmu pengetahuan hanya membecarakan tentang semesta yang yang tramati. Ketiga reduksionisme
semesta di reduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamati. Keempat naturalisme, alam semesta adalah objek-objek
yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam.
o
Alam
Simbolis
Metode positivistic
mengansumsi bahwa objek-objek alam maupun manusia bergerak secara deterministic
mekanis. Manusia lebih dari sekedar benda mati yang bergerak semaja-mata
berdasarkan stimulant dan respons, rangsangan dan reaksi, sebab dan akibat (
behaviorisme ). Manusia menurut Ernest Cassirer adalah mahkluk yag memiliki substratu
simbolis dalam benaknya hingga mampu memberikan jarak antara rangsangan dan
tanggapan. Distansiasi ( refleksi )
tersebut melahirkan apa yang disebut sistem-sistem simbolis, seperti ilmu
pengetahuan, seni, religi, dan bahasa ( Adian, 2002: 13 ).
o
Posmodernisme
Posmodedernisme sesungguhnya
merupskan termonologi untuk mewakili suatu pergeseran wacana diberbagai bidang,
seperti seni. Posmodernisme tidak bisa dikonseptualisasikan dalam satu defenisi
yang jelas dan terpilih karena segala sesuatu yang berbau menyatukan justru
diharamkan oleh posmodernis. Posmodernisme menurut Lyotard adalah periode
dimana ketidak percayaan pada narasi-narasi raksasa yang sifatnya universal dan
esensialis semakin gencar.
B.
Sosiologi
Modern
Orang yang pertama
menggunakan istilah sosiologi
adalah August Comte (1798-1857). Mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang
harus dilalui masyarakat, ilmu pengetahuan, individu atau bahkan pemikiran
masyarakat dan dunia sepanjang sejarahnya. Pertama, tahap teologis yang menjadi
teologis yang menjadi menerangkan
segala sesuatu, bukanlah para dewa. Dengan demikian pandangan terhadap ciptaan
tuhan mengalami degradasi kekuasaan
dihadapan manusia, Ketiga, pada tahun 1800 dunia memasuki tahap
positivistikyang ditandai oleh keyakinan terhadap sains.
C.
Lahirnya
Sosiologi Komunikasi
Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi
bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Mrx, di mana Maxr sendiri adalah masuk
sebagai pendiri sosiologi yang beraliran Jerman, gagasan awal tentang Maxr tidak
pernah lepas dari pemikiran, Dengan demikian sejarah sosiologi komunikasi
menempuh dua jalur. Bahwa kajian dan sumbangan pemikiran August Comte, dan
Robret K Merton merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi lahirnya
teori-teori komunikasi yang beraliran struktural fungsional. Sedangkan
sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habermas menyumbangkan paradigma
konflik bagi lahirnya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.
N Bab II
Ruang Lingkup
dan Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi
A.
Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, dengan struktur
dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan maklhuk Tuhan lainnya.
Manusia juga diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikira
dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia
disebut sebagai makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai
individu dan makhluk sosial. Disamping itu, semua manusia dengan akal
pikirannya mampu mengembangkan kemampuan tertingginya sebagai manusia disamping sebagai mahkluk individual,
makhluk sosial, juga sebagai makhluk spiritual.
Sehubungan dengan itu beberapa konsep penting yang
berhubungan dengan sosiologi komunikasi
adalah konsep tentang sosiologi,
comunity, communication, telematika, merupakan konsep penting yang
kemudian melahirkan study-study integratif serta terkait satu sama lain
sehingga melahirkan studi interelasi yang penting untuk dibicarakan disini
sekaligus jika sebagai ruang lingkup dalam study-study sosiologi komunikasi.
Ø Sosiologi
Menurut Hasan Shadily sosiologi adalah ilmu
masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota
golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan
atau masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau
agamanya, tingkah laku serta kesenianya atau yang disebut kebudayaan yang
meliputi segala segi kehidupanya.(1993:2).
Pitirin Sorokin (Soekanto, 2003 : 19),
mengumakakan sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
§
Hubungan
dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial.(misalnya:
hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dan politik)
§
Hubungan
dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial
(misalnya : gejala geografis, biologis)
§
Ciri-ciri
umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Ø Community
Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu
sosial tidak mutlak jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih. Manusia tersebut
hidup bersama dalam waktu relatif sama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia
baru yang saling berhubungan satu dengan lainya. Hubungan antara manusia itu,
kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, peneliaian dan
sebagainya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya sistem komunikasi dan
peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dan masyarakat.
Ø Teknologi Telematika
Menurut Oxfort (1995), teknologi informasi adalah studi atau
penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan,
menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata,
bilangan dan gambar.
Ø Communication
Onong Uchayana mengatakan komunikasi
sebagai proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran,
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran merupakan gagasan informasi, opini, dan lain-lai yang muncul dari
benaknya. Perasaan bisa merupakan keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran,
kamarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
(Uchyana,2002:11)
Ø Sosiologi komunikasi
Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto,
1992:471),sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari
interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses
saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok.
Menurut Soekanto sosiologi komunikasi juga ada kaitanya dengan Public Speaking
yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada public
Menurut McQuail (1994: 6) adalah
komunikasi yang berlangsung pada timgkat masyarakat luas.
Menurut Effendy (2001 : 6-9), komunikasi
ditinjau dari komponenya, bentuknya, sifatnya,metodenya, tekniknya, moelnya,
bidangnya,dan sistemnya.
·
Komponen
Komunikasi
a)
Komunikasi
(communication)
b)
Pesan
(message)
c)
Media
(media)
d) Komunikan (communicant)
·
Proses
Komunikasi
a)
Proses
secara primer
b)
Proses
secara sekunder
·
Bentuk
Komunikasi
a)
Komunikasi
Personal
b)
Komunikasi
Kelompok
·
Sifat
Komunikasi
a)
Tatap
muka
b)
Bermedia
c)
Verbal
d) Nonverbal
B.
Ranah, Kompleksitas, dan Objek Sosiologi
Komunikasi
Ranah sosiologi komunikasi berada pada
wilayah individu, kelompok masyarakat, dan sistem dunia. Di mana ranah ini
bersentuhan dengan wilayah lain, seperti teknologi telematika, komunikasi,
proses dan interaksi sosial, serta budaya kosmopolitan.
Saat ini, kendali arah perkembangan
sosiologi komunikasi ditentukan oleh pesatnya perkembangan dunia teknologi
komunikasiyang kemudian secara simultan mempengaruhi ranah-ranah sosial dan
budaya masyarakat di setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian, maka luasan
objek kajian sosiologi komunikasi juga ikut dipengaruhi oleh perkembangan
ranah-ranah sosial-budaya dan teknologi media itu dengan segala aspek yang
mengikutinya.
N BAB III
Struktur dan
Proses Sosial
August Comtes mengatakan sosiologi
mengkaji masyarakat dari sosial Statics (statika sosial atau struktur sosial)
comte berpendapat bahwa setiap
masyarakat meiliki dua sistem kehidupan yang berbeda.
Sosial statics meliputi struktur sosial
masyarakat berupa kelompok dan lembaga-lembaga sosial lapisan serta kekuasaan.
Sedangkan sosial dinamics sebagai fungsi-fungsi masyarakat yang telibat dalam
proses sosial perubahan sosial atau bentuk abstrak interaksi sosial.
- Struktur Masyarakat
a
Kelompok
Sosial
Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri
sejak ia dilahirkan. Naluri i ni yang mendorongnya untuk selalu menyatukan
hidupnya dengan orang lain dalam kelompok.
Kelompok sosial adalah kehidupan bersama
manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara
relatif kecil yang hidup secara guyub.
Ø Kelompok Formal Sekunder
Kelompok sosial yang umumnya bersifat
sekunder dan bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas serta
dibentuk berdasarkan tujuan yang tegas serta dibentuk berdasarkan tujuan yang
jelas pula kelompok sosial formal sekunder memiliki ciri-ciri sebagai berikut
:
ü
Adanya kesadaran anggota bahwa ia adalah bagian
dari kelompok.
ü
Setiap anggota memiliki hub timbale balik.
ü Setiap anggota menyadari factor-faktor
kebersamaan.
b
Lembaga
(Pranata) Sosial
Sekumpulan tata aturan yang mengatur
interaksi dan proses-proses sosial di dalam masyarakat. Wujud konkret pranata
sosial adalah aturan, norma adat istiadat dan semacamnya yang mengatur
kebutuhan masyrakat.
c
Stratifikasi
Sosial
Struktur sosial yangberlapis-lapis di
dalam masyarakat. Menurut Pitrim Sorokim yang dikutip dari Soekanto,
Stratifikasi Sosial adalah pembedaan penduduk dan masyarakat kedalam kelas-kelas
sosial secara bertingkat.
d
Mobilitas
Sosial
Secara umum ada tiga jenis mobilitas
sosial, yaitu gerak sosial yang meningkat (sosial climbing), gerak social
menurun (social sinking), dan gerak social horizontal. Ketiga jenis mobilitas
sosial ini dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja sesuai dengan bagaimana
seseorang mengespresikan seseorang secara timbal balik.
·
Proses
dan Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial
yang dinamis, menyangkut hubungan antara orang perorangan antara kelompok-kelompok,
manusia maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia. Syarat
terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
Ø Kontak Sosial
Kontak sosial dapat berlangsung dalam lima
bentuk
o
Dalam
bentuk proses sosialisasi yang berlangsung antara pribadi orang-perorangan.
o
Antara
orang-perorangan dengan suatu kelompok masyarakatatau sebaliknya.
o
Antara
kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainya dalam sebuah komunitas.
o
Antara
orang-perorangan dengan masyarakat global dunia internasional
o
Antara
orang-perorangan kelompok masyarakat maupun global dimana kontak sosial
terjadi.
Ø Komunikasi
Dalam komunikasi ada 3 unsur penting yang
selalu hadir dalam setiap komunikasi.
o
Sumber
informasi
o
Saluran
media
o
Penerima
informasi
Setelah 3 unsur ini, yang terpenting dalam
komunikasi aktifitas melakukan informasi yang disampaikan sumber informasi dan
pemaknaan yang dibuat oleh audience terhadap informasi bersifat subyektif dan
kontekstual.
- Proses-Proses Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto
*2002: 71-104), menjelaskan bahwa ada dua golongan proses sosial sebagai akibat
dari interaksi sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial
disosiatif.
Ø Proses Asosiasif
a.
Kerja sama adalah usaha antara individu atau kelompok untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan bersama. Ada beberapa bentuk kerja sama :
o
Gotong
Royong dan kerja bakti
o
Coalition
b.
Accomodation
adalah proses sosial dengan dua makna, pertama adalah proses social yang menunjukkan pada
suatu keadaan yang seimbang dalam interaksi social antara individu dan antar
kelompok di dalam masyarakat. Kedua adalah menuju pada suatu proses yang sedang
berlangsung.di mana accomodation menampakkan suatu proses yang untuk meredakan
suatu pertentangan yang terjadi di masyarakat.
c. Bentuk-bentuk
accomodation adalah sebagai berikut :
o Coercion
yaitu bentuk accommodation yang terjadi karena adanya paksaan maupun kekerasan
secara fisik atau psikologis.
o Mediation
yaitu accommodation yang dilakukan melalui penyelesaian olehpihak yang ketiga
yang netral.
o Toleration bentuk accommodation secara tidak formal
dan dikarenakan adanya pihak-pihak yang mencoba untuk menghindari diri dari
pertikaian.
Ø Proses Disosiatif
Merupakan proses perlawanan yang dilakukan
oleh individu-individu dan kelompok dalam proses sosial di antara mereka pada
suatu masyarakat. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah persaingan, kompetisi,
dan konflik.
o Persaingan
(competition) adalah proses sosial, di mana individu atau kelompk-kelompok
berjuang dan bersaing untuk mencari keuntungan.
o Controvertion
adalah proses social yang berada antara persaingan dan pertentangan atau
pertikaian. Kontroversi adalah proses social dimana terjadi pertentangan pada
tataran konsep dan wacana.
o Conflick
adalah proses social di mana individu ataupun kelompok menyadari memiliki
perbedaan-perbedaan.
N BAB IV
Proses
Komunikasi dalam Masyarakat
Masyarakat memiliki struktur dan lapisan
(layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung
pada komplektisitas masyarakat itu sendiri.Semakin masyarakat itu kaya dengan
kebudayaanya, maka semakin rumit proses-proses sosial yang dihasilkanya. Serta
tergantung pula pada adanya pengaruh dan khalayaknya, baik secara individu,
kelompok, ataupun masyarakat luas. Sedangkan substansi bentuk atau wujud
komunikasi di tentukan oleh:
Ø
Pihak-pihak
yang terlibat dalam komunikasi (komunikator dan khalayak)
Ø
Cara
yang ditempuh
Ø
Kepentingan
atau tujuan komunikasi
Ø
Ruang
lingkup yang melakukanya
Ø
Saluran
yang digunakan
Ø
Isi
pesan yang disampaikan
Sehubungan dengan itu, maka kegiatan
komunikasi dalam asyarakatdapat berupa
komunikasi tatap muka yang terjadi pada komunikasi interpersonal dan kelompok
serta kegiatan komunikasi yang terjadi pada komunikasi masa.
A.
Komunikasi
Langsung
Pada komunikasi langsung (tatap muka) baik antara
individu dengan individu, atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan
kelompok, kelompok dengan masyarakat, maka pengaruh hubungan individu
(interpersonal) termasuk di dalam pemahaman komunikasi ini.
Persyaratan yang harus ada dalam komunikasi tatap
muka adalah antara komunikator dengan komunikanya harus bertemu dan prosesnya
dipengaruhi oleh emosi, perasaan diantara kedua pihak. Persyaratan”harus
langsung bertemu”dalam komunikasi itu karena masing-masing pihak dapat memperoleh
ompan balik dari proses komunikasi yang sedang terjadi.
B.
Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah proses komunikasi
yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak
luas. Dengan demikian, maka unsure-unsur pentingdalam komunikasi massa adalah :
·
Komunikator
Komunikator dalam media massa adalah :
o
Pihak
yang mengandalakan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga
dalam menyebarkan suatu informasi maka informasi inidengan cepat ditangkap oleh
publik.
o
Komunikasi
dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan dan
solusi –solusi dengan jutaan massa yang tersebar di mana tanpa diketahui dengan
jelas keberadaan mereka.
o
Konukator
yang berperan sebagai sumber pemberadaan yang mewakili institusi formal yang
sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu.
·
Media Massa
Nedia komunikasi dan informasi yang melakukan
penyebaran informasi secara missal dan dapat diadakan oleh masyarakat secara
missal pula.
·
Informasi (pesan) massa
Informasi yang diperuntukan kepada masyarakat
secara missal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan
demikian, maka informasi missal adalah milik public, bukan ditujukan pada
individu masing-masing.
·
Gatekeeper
Penyeleksi informasi, sebagaimana diketahui
bahwa komunikai massa dijalankan oleh beberapa
orang dalam organisasi media massa .
Mereka inilah yang akan menyeleksi
setiap informasi yang akan disiarkan tersebut.
·
Khalayak (public)
Massa yang menerima informasi massa yang
disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau
pemirsa sebuah media massa.
·
Umpan balik
Umpan balik dalam media massa berbeda dengan umpan
balik dalam komunikasi antar pribadi. Umpan balik dalam komunikasi massa
umumnya bersifat tertunda. Sedangkan umpan balik dalam komunikasi tatap muka
bersifat langsung.
o Kosep
Massa
a)
Terdiri
dari masyarakat dalam jumlah yang besar.
b)
Jumlah
massa yang besar menyebabkan massa tidak bisa dibedakan satu dengan lainya.
c)
Sebagaian
besar anggota massa memiliki negatif image terhadap pemberitaan media
massa.komunikasi massa merupakan refleksi dari kehidupan sosial secara luas.
o Proses
Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki proses berbeda dengan
komunikasi tatap muka. Karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak
orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail
(1992,33), proses komunikasi massa terlihat berproses dalam nentuk :
a) Melakukan distribusi dan penerimaan
informasi dalam skala besar.
b) Proses komunikasi massa juga dilakukan
melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan.
c) Proses komunikasi massa berlangsung secara
asemetris diantara komunikator dan komunikan.
d) Proses komunikasi massa juga berlangsung
interpersonal (nonpribadi) dan tanpa nama.
e) Proses komunikasi massa juga berlangsung
berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan (market( dimasyarakat. .
o Audensi
Massa
Sifat dari audien massa umpamanya :
a)
Terdiri
dari jumlah yang besar, pendengar radio, telvisi.
b)
Suatu
pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh masyarakat dari berbagai tempat.
c)
Pada
mulanya audiensi massa tidak interaktif.
d)
Terdiri
dari berbagai lapisan masyarakat yang sangat heterogen..
e)
Tidak
terorganisit dan bergerak sendiri.
o Budaya
Massa
Sifat- sifat komunikasi massa sangat dipengaruhi
oleh budaya massa yang berkembang di masyarakat di mana proses komunikasi
berlangsung. Dengan demikian, maka budaya massa dalam komunikasi massa memiliki
karakter :
a)
Nontradisional,
yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya populer.
b)
Budaya
massa juga merakyat.
c)
Budaya
massa juga memproduksi produk-produk massa seperti produk prmberitaan
diperuntukan massa.
d)
Budaya
massa sangat berhubungan dengan budaya populersebagai sumber budaya massa.
o Fungsi Komunikasi Massa
a)
Fungsi
Pengawasan
Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat
digunakan untuk pengawasan terhadap aktifitas masyarakat pada umumnya. Fungsi
pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun persuasif.
b)
Fungsi
Sosial Learning
Fungsi dari komunikasi massa melalui media massa
adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media
massa bertugas untuk memberikan pencerahan=pencerahan kepada masyarakat dimana
komunikasi massa itu berlangsung.
c)
Fungsi
Penyampaian Informasi.
Komunikasi yang mengandalkan media massa, memiliki
fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat
luas.
d)
Fungsi
Transformasi Budaya
Funsi informatif adalah fungsi yang bersifat
statis, namun fungsi-funsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi
budaya.seperti perdagangan, agama, hukum, militer.
e)
Hiburan
Transformasi budaya yang dilakukan oleh komunikasi
massa mengikut sertakan fungsi hiburan ini sebagai bagaian penting dalam fungsi
komunikasi massa. Hiburan tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri
dan juga tidak terlepas dari tujuan transformasi budaya. Dengan demikian, maka
fungsi hiburan dan komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainya dalam
proses komunikasi massa.
o Komunikasi Massa sebagai Sistem Sosial
Kata sistem berasal dari yunani, yaitu
sistemaartinya sehimpunan dari bgian atau komponen yang saling berhubungan satu
sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan (Narwoko dan Suyanto,
2004 : 123).
Dimasyarakat sistem digunakan untuk beberapa
pengertian sebagai berikut :
a) Sistem digunakan sebagai gagasan atau ide
yang tersusun.
b) Sistem yang merujuk pada pengertian sebuah
kesatuan.
c) Sistem ditujukan untuk menyebutkan sebuah
metode.
Talcot Parson membagi karaktersistem sosial
menjadi dua:
a) Karakter himpunan, sistem dari beberapa
komponen yang terdapat dalam kehidupan masyarakat keseharian.
b) Karakter ekuilibrium, sistem merupakan
sebuah kehidupan yang seimbang diatur oleh norma dan aturan dalam masyarakat
tersebut (Ritzer dan Goodman,2003 : 240).
Hal-hal yang dapat dimanfaatkan dari teori sistem
adalah :
a) Sistem sebagai suatu teori dapat
digunakanuntuk semua ilmu-ilmu sosial
b) Teori sistem tertarik pada keragaman
hubungan dari berbagai aspek dunia sosial.
c) Teri sistem bersifat inheren dan integratif
(Ritzer dan Goodman, 2003:238).
Komunikasi massa sebagai sistem sosial memiliki
komponen-komponen penting yaitu :
a) Narasumber
sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa.
b) Public
yang mengonsumsi media massa .
c) Media
massa meliputi,
organisasinya, sumber daya manusia.
d) Aturan
hukum dan perundang-undangan.institusi samping yang tumbuh untuk memberi
kontribusi terhadap kegiatan komunikasi massa .
e)
Pihak-pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi massa.
f)
Unsur-unsur
penunjang lain yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan komunikasi massa.
C.
Peran Media Massa
Media massa
adalah institusi yang berperan sebai agent of change yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalh paradigma utama media massa . Dalam menjalankan
paradigmanya berperan :
a) Sebagai
institusi pencerahan masyarakat, yaitu peranya sebagai media edukasi.
b) Media massa juga menjadi informasi yaitu
media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyrakat.
c)
Media massa
sebagai media hiburan, sebagai agent of change yaitu mendorong
agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat
sakinah.
BAB V MENYUSUL
N BAB V
N BAB VI
Perkembangan
Teknologi Media dan Komunikai Massa
A.Perkembangan
Teknologi Media
Ø Riwayat Komunikasi dan Sejarah Kemanusiaan
Riwayat pekembangan komunikasi antar manusia
adalah sama dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng
dan Varis (1973) dalam (Nasution.1989: 15), ada empat titik penentu yang utama
dalam sejarag komunikasi manusia, yaitu :
·
Ditemukanya
bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia
·
Berkembangnya
seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa.
·
Berkembangnya
kemampuan reproduksi kata-katatertulis (written words) dengan
menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa
yang sebenarnya.
·
Lahirnya
komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televise hingga
satelit.
Dari empat titik ini kemudian manusia berkembang
bersama semua aspek kehidupan manusiayang membedakanya dengan mahkluk lainya
yaitu :
·
Manusia
mampu berkomunikasi dengan manusia laindengan menggunakan bahasa dan
simbol-simbol visual lainya.
·
Manusia
mampu menafsirkan bahasa dan simbol-simbol berdasarkan persepsi dirinya maupun
berdasarkan persepsi orang lain.
·
Manusia
mampu belajat menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya serta menciptakan dan
menggunakan alat (teknologi) yang diperlukan dalam mengatasi lingkunganya.
Ø Perkembangan Komunikasi dan Teknologi
Komunikasi
Rogers mengelompokkan teknologi komunikasi dalam
beberapa era, tulis cetak, media telekomunikasi interaktif, maka Haag
dkk,(2000, dalam kadir 2003} 14).membagi teknologi komunikasi informasi menjadi
6 kelompok :
·
Teknologi
masukan (input technology))
·
Teknologi
keluaran (output technology)
·
Teknologi
perangkat lunak (software technology)
·
Teknologi
penyimpan (storage technology)
·
Teknologi
telekomunikasi (telecommunication technology)
·
Mesin pemroses (processing machine) atau lebih dikenal dengan CPU
Sementara itu. Sayling Wen (2002 : 15-18)
membagi media komunikasi menjadi tiga bagian yaitu :
·
Media
komunikasi Antarpribadi
perkembangan awal pada media komunikasi antar pribadi : suara, grafik, teks,
musik, animasi, video.
·
Media Penyimpanan jenis-jenis media penyimpanan : buku dan kertas, kamera, alat
perekam kaset, kamera flim proyektor, pita perekam video, disk optigal. Disket
dan hard disk, flash disk.
·
Media Transmisi melalui : komunikasi, penyiaran, jaringan.
Ø Empat Era Perkembangan Komputerisasi
Pada tahun 1951 komputer elektronik pertama berhasil secara komersial dirancang
dengan nama UNIVAC oleh Ekert dan Mauchly. Pada tahun 1959. IBM 401. dipasarkan
yang menggantikan mesin-mesin mekanis di sektor perdagangan dan industri. Namun
pada tahun 1958. komputer transitor kokoh menggantikan tabung-tabung hampa udara
sudah dirancang oleh Seymor Cray untuk Control Data Coorporation, teknologi ini
adalah pelapor generasi prosesor komputer yang kuat dengan ukuran yang jauh
lebih kecil dan kecepatan yang lebih tinggi. Perkembangan teknologi komputer
yang sedemikian cepatnya telah membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat
dari yang pernah dibayangkan sebelumnya.
Berbagai ahli berpendapat bahwa salah satu penyebab utama
terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak
adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi
iternet, electronick commerce, electronick data inter change,vitual office,telemedicine,
dan sebagainya telah menerobos batas-batas fisik Negara.
·
Era Komputerisasi
·
Era Teknologi Informasi
·
Era Sistem Informasi
·
Era Informasi Globalisasi
Ø Media Masa Depan dan Platform Teknologi
komunikasi
Teknologi komunikasi membutuhkan platform pengembangan
yang jelas dimasa depan. Seperti dijelaskan didepan bahwa saat ini perkembangan
teknologi telematika berada pada situasi anomi. Di mana tidak ada platform
yang jelas arah kita membutuhkan platform media. Menurut Sayling Wen
(2001) Platform media masa depan adalah :
·
Jaringan
nirkabel ber-banddwith lebar
·
Komputer
notebook multimedia
·
Komputer
jaringan nirkabel multimedia genggam.
B. Adopsi
Inovasi dan Sikap Masyarakat Terhadap Media
Perubahan sosial selalu dipengaruhi oleh hal-hal
baru di masyarakat yang menciptakan suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan
sebelumnya dalam sistem sosial. Maka menurut (Hawley, 1978: 787 dalam Sztompka,
2004: 3) bahwa perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari
sistem sosial sebagai suatu kesatuan. Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan
dalam masyarakat itu selalu berhubungan dengan difusi inovasi, di mana
perubahan dipacu oleh penyebaran suatu pengetahuan yang baru. Dengan demikian,
dalam proses difusi inovasi terjadi kegiatan mengomunikasikan pengetahuan baru
di masyrakat. Rogers (1983, 10) mengatakan bahwa, ada empat unsur hal yang
selalu ada dalam difusi inovasi, yaitu :
·
Inovasi
·
Saluran
Komunikasi
·
Waktu
·
Sistem
Sosial
Keempat unsur ini berlangsung dalam sistem yang
simultan, di mana masing-masing sistem itu berhubungan satu dengan lainya
selama proses difusi inovasi itu berlangsung.
N BAB VII
Masyarakat Cyber
A. Cybercommunity
Ø Masyarakat
Global dan Pembentukan Cybercommunity
Community-masyrakat adalah
kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah (territorial) tertentu,
yang hidup secara relative lama, saling berkomunikai, memiliki symbol-simbol dan aturan tertentu serta
system hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat, memiliki system
stratifikasi, sadar sebagai bagaian dari anggota masyarakat tersebut serta
relative dapat menghidupi dirinya sendiri.
Ø Masyarakat
Maya; Sisi Lain Kehidupan Masyrakat Manusia
Masyarakat maya adalah
sebuah fantasi manusia tentang dunia lain yang lebih maju dari dunia saat ini. Fantasi tersebut adalah
sebuah hiper-realitas manusia tentang nilai, citra, dan makna kehidupan manusia
sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap kekuasaan materi dan alam
semesta. Namun ketika teknologi manusia mampu mengungkapkan misteri pengetahuan
itu, maka manusia mampu menciptakan ruang kehidupan baru bagi manusia dalam
dunia hiper-realitas.
·
Proses- Proses Social dan Interaksi Social
·
Kelompok Social Maya
·
Kebudayaan dan Masyarakat Maya
·
Pranata
dan Kontrol Sosial Masyarakat Maya.
·
Stratifikasi
Sosial, kekuasaan dan Kepemimpinan Masyarakat Maya.
Ø Hyper-Reality:
Sisi Lain Masyarakat Maya
Kemampuan teknologi media
elektronika memungkinkan perancang Agenda Setting media dapat
menciptakan realitas dengan menggunakan satu model produksi yang oleh Jean
Braudrilard (Pillang, 1998;228) disebutnya dengan simulasi, yaitu penciptaan
model-model nyata yang tanpa asal-usul atau realitas awal, hal ini disebutnya
(Hyper-Reality). Simulasi adalah territorial (ruang) pengetahuan yang
diskontruksikan oleh media informasi melalui pencitraan media, dimana manusia
mendiami suatu realitas yang perbedaan antara nyata dan fantasi.
B.
Aplikasi
Cyber dalam Kehidupan Masyarakat
Ø Egovernment
dan E-commerce, dan Varian ”E” Lainya
E-government adalah sebuah
konsep yang lebih luas dari E-office. Ketika kelompok-kelompok kecil telah hadir
dalam dunia maya. E-commerce dalam konsep yang lebih luas telah berkembang
dalam banyak bidang komersial, perbankan, dan usaha-usaha ritel sudah memulai
kegiatan ini dengan sangat sukses. Konsep “e” yang sedang dikembangkan di Indonesia
mencakup konsep-konsep : government to government atau govrnment to bussines,
goverbment to community, bussines to bussines, maupun government to bussines to
community, konsep-konsep tersebut memungkinkan terjadi komunikasi dua arah
ataupun tiga arah. Dengan demikian,
transparansi, efesiensi, dan pengawasan di antara mereka dapat terlaksana
dengan baik.
Ø Cyberlaw
Sebagai Konsekuensi Cybercrime
Cyberlaw adalah perangkat
hukum positif yang digunakan mengontrol akselerasi kehidupan dalam
cybercommunity, cyberlaw memiliki dua sisi pengendalian masyarakat :
· Secara genektik dan efektif menghukum
setiap pelanggaran hukum dalam cybercommunity.
· Cybercommunity merupakan sisi lain dari
kehidupan masyarakat nyata, sehingga secara fisik individu masyarakat cyber
dapat dihukum menggunakan hukum-hukum positif yang ada di masyarakat.
Prinsip-prinsip utama dalam
cyberlaw adalah :
·
Memberi
rasa aman terhadap setiap warga masyarakat, baik cybercommunity maupun
masyarakat dalam realitas nyata.
·
Cyberlaw
harus dapat memberi rasa keadilan untuk beraktifitas dalam masyarakat maya.
·
Cyberlaw diharapkan dapat melindungi hak-hak intelektual maupun hak-hak
materil lainya dari setiap warga cyber.
·
Harapan terbesar adalah agar cyberlaw dapat
memberi rasa jera terhadap pelaku-pelaku cybercrime dengan sanksi-sanksi
hukuman yang dibenarkan dalam cybercommunity.
N BAB VIII
Realitas Media
dan Konstruksi Sosial Media Massa
A. Diskursus Realitas Sosial
Manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk
bertindak diluar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya di mana individu
berasal. Manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan dirinya melalui
respons-respons terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya. Karena itu,
paradigma definisi social lebih tertarik terhadap apa yangada dalam pemikiran
manusia tentang proses social, terutama para pengikut interaksi simbolis. Dalam
proses social, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas social yang
relative bebas di dalam dunia sosialnya.
Akhirnya, dalam pandangan
paradigma definisi social, realitas adalh hasil ciptaan manusia kreatif melalui
kekuatan konstruksi social terhadap dunia social disekelilingnya. Dunia
social itu di maksud sebagai yang disebut oleh George Simmel (Vigger, 1993;
91) bahwa realitas
dunia social itu berdiri sendiri di luar individu, yang menurut kesan kita
bahwa realitas itu “ada” dalam diri sendiri dan hukum yang menguasainya.
B.Konstruksi Sosial sebagai Ilmu dan Filsafat
Asal mula konstruksi sosial dari filsafat
konstruktivisme, yang di mulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut von Glasersfeld,
pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini. Sejauh ini ada tiga macam
konstrutivisme :
·
Konstruktivisme
radikal
Hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh
pikiran manusia. Kaum konstruktivisme mengesampingkan hubungan antara
pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran.
·
Konstruktivisme
realisme hipotesis
Pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari realitas
yang mendekati realitas dan menuju pengetahuan yang hakiki.
·
Konstruktivisme
biasa ( suparno, 1997; 25)
Mengambil semua konstruktivisme dan memahami
pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu. Kemudian pengetahuan individu
dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari realitas objek dalam
dirinya sendiri.
Dari tiga macam konstruktivisme, terdapat
kesamaan, di mana konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitifindividu
untuk menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi relasi sosial antara
individu dengan lingkungan atau orang disekitarnya.
Menurut Barger dan Luckmann ( 1990, xx, Nugroho;
1999, 123), pengetahuan yang dimaksud adalah realitas sosial masyarakat.
Realitas sosial tersebut adalah pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup
dan berkembang di masyarakat, seperti konsep, kesadaran umum, wacana publik,
sebagai hasil dari konstruksi sosial.
C. Konstruksi Sosial Media Massa; Kiritik
Terhadap Berger dan Luckmann
·
Tahap Konstruksi Sosial Media Massa
Menurut konstruksi sosial media massa; realitas
iklan televisi dalam masyarakat kapitalistik (2000), teori dan pendekatan
konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckmann telah direvisi
dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi
dalam proses eksternalisasi, sujektivasi, dan internalisasi. Dengan demikian,
sifat dan kelebihan di media massa telah memperbaiki kelemahan proses
konstruksi sosial atas realitas yang
berjalan lambat itu, substansi ”teori konstruksi sosial media massa” adalah
pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial
berlangsung dengan sangat cepat sebaranya merata. Realitas yang berkontruksi
itu juga membentuk opini massa, massa cenderung opriori dan opini massa
cenderung sinis.
”konstruksi sosial media massa” adalah mengurangi
substansi kelemahan dan melengkapi ”konstruksi sosial atas realitas” dengan
menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan
”konstruksi sosial media massa” atas konstruksi sosial atas realitas”. Namun
proses silmutan yang digambarkan diatas tidak bekerja secara tiba-tiba, namun
terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting. Dari konten
konstruksi sosial media massa, proses kelahiran konstruksi sosial media massa
melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.
Tahap menyiapkan materi konstruksi.
Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa
adalah tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor
yang ada disetiap media massa. Masing-masing media memilikidesk yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu penting
setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan dengan tiga
hal harta, tahta wanita. Ada tiga hal penting dalam menyiapkan materi konstruksi
sosial yaitu :
ü
Keberpihakan
media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak
ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti media massa
digunakan oleh kekuatan kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin
penciptaan uang dan pelibatgandaan modal.
ü
Keberpihakan
semu pada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini adalah dalam bentuk empati,
simpati dan berbagai partisipasi pada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah
juga untuk ”menjual berita” dan menaikan rating untuk kepentingan kapitalis.
ü
Keberpihakan
pada kepentingan umum dalam arti visi pada setiap media massa.
b.
Tahap sebaran konstruksi.
Sebaran konstruksi media massa dilakuakn
melalui strategi media massa. Konsep konkret strategis sebaran media massa
masing-masing media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time.
Pada umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan model satu
arah, di mana media menyodorkan informasi sementara konsumen media tidak
memiliki pilihan lain kecuali mengkonsumsi informasi itu. Model satu arah ini
terutama terjadi pada media cetak. Sedangkan media elektronik khususnya radio,
bisa dilakukan dua arah, walaupun agenda setting konstruksi masih didominasi
oleh media.
·
Realitas
Media; Realitas yang Diskontruksi oleh Media Massa
ü Tahap Peta Analog
Model ini di mana realitas sosial dikonstruksi
oleh media berdasarkan sebuah model analogi sebagaimana suatu realitas itu
terjadi secara rasional.sebuah contoh konstruksi realitas media massa menurut
model ini yang dibangun oleh media massa untuk menganalogkan sebuah kejadian
jatuhnya pesawat terbang Adam Air KI 574 yang melakuakan penerbangan pada
tanggal 1 januari 2007 dengan rute Surabaya Manado. Jadi, realitas peta analog
adalah suatu konstruksi realitas yang dibangun berdasarkan konstruksi sosial
media massa, seperti sebuah analogi kejadian yang seharusnya terjadi,, bersifat
rasional, dan dramatis.
ü Model Refleksi Realitas
Model yang merefleksikan suatu kehidupan yang
terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam
masyarakat.
D.Realitas Sosial Bentukan Media Massa; Iklan Televisi.
Pada beberapa iklan yang menonjol dalam
pencitraan, diperolehbeberapa kategorisasi penggunaan pencitraan dalam iklan
televisi sebgai berikut :
E.Bahasa sebagai Realitas Sosial Iklan
Ferdinan de Sausure menunjukkan hakikat bahasa
adalah sistem tanda. Sistem ini terdiri dari penanda ( bunyi yang kita dengar,
tuturkan atau huruf-huruf yang kita baca atau tulis serta tertanda atau makna.
Sistem bahasa ini digunakan secara maksimal dalam iklan televisi. Iklan
televisi menggunakan kedua pesan (verbal dan visual)atau tanda bahasa (simbol).
Ketika akan menciptakan realitas benda (barang), maka bahasa dapat digunakan
untuk penggambaran realitas itu. Bahasa juga dipahami sebagai wacana di mana
iklan itu dilihat sebagai seni. Artinya iklan merupakan seni bagaimana orang
menggunakan bahasa untuk menawarkan sesuatu, karena itu ada dua unsur penting.
ü Iklan itu berbisnis.
ü Iklan itu seni.
Sebagai alat bisnis, maka iklan menjual sesuatu
dan sebagai seni, maka iklan itu sebuah karya kreativitas yang menjadi
cerminsuatu masyarakat di mana iklan itu berada.
F.Sumber Nilai Acuan Konstruksi Sosial Media Massa
Umumnya nilai dikonstruksikan oleh media massa
adalah nilai yang bersumber dari redaktur dan para desk media massa, media
massa adalah replikasi dari masyarakat disekitarnya, artinya replikasi itu
diwakilkan oleh nilai-nilai dan norma yang ada pada redaktur dan para desk
media massa tertentu. Nilai-nilai lain yang menjadi acuan konstruksi sosial
media massa adalah perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Sebagaimana
disadari, bahwa perubahan sosial di masyarakat identikdengan gagasan
kemodernan, gagasan kemodernan itu identik dengan kebaratan. Artinya
selama perubahan itu datangnya dari barat, maka perubahan
itu diterima karena dianggap modern.
N BAB IX
Paradigma
Keilmuan dan Teori Komunikasi
A.
Basis Sosial dan Paradigma Komunikasi
Perkembangan dunia komunikasi di indonesia
dipengaruhi oleh tiga paradigma besar :
ü Paradigma teori konvensional, paradigma
yang dianianut oleh para ilmuwan komunikasi yang secara keilmuanya
mengembangkan teorinya secara linier.
ü Paradigma kritis dan prespektif
komunikasi, yaitu paradigma komunikasi yang dianut oleh para sarjana yang
awalnya belum mempelajari teori komunikasi, kemudian secara serius mempelajari
komunikasi secara kritis dan menurut perspektif komunikasi yang dilihatnya.
ü Paradigma teknologi media, paradigma ini
lahir dari para peminat teknologi telematika, terutama oleh para sarjana
teknologi informasi.
B.
Jenis Pengetahuan dan Paradigma Lain
dalam Komunikasi
Menurut Stephen W.
Littlejohn (2002: 11 dalam Sandjaja, 2005) sebagai salah satu ilmu pengetahuan
sosial, ilmu komunikasi adalah ” communication as a sosial science, communication involves
understanding how people behave in creating, exchanging, and interpreting
masseges. Consequently, communication inquiry combines both scientific and
humanistic methods” jadi, komunikasi adalah suatu ilmu pengetahuan social yang
memiliki ciri-ciri, berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana orang
berprilaku dalam menciptakan, mempertukarkan, serta menginterprestasikan
pesan-pesan
·
Pandangan Humanistik
·
Pandangan Sosial Science
Dari berbagai pandangan para
ahli (Berger&Chaffe, 1987; Littlejohn, 2002) secara umum, ilmu komunikasi
mempunyai tiga karakteristik, yaitu: Pertama, ilmu komunikasi merupakan
ilmu social yang bersifat multidisipliner dan bidang kajiannya sangat luas.
Kedua, ilmu komunikasi tidak hanya merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat
murni-teoritis-akademis, tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang
diperlukan berbagai kalangan prakitisi. Ketiga, teknologi khususnya teknologi komunikasi yang diperlukan dalam
proses produksi system tanda dan lambang merupakan salah satu objek kajian
utama.
C. Pendekatan Keilmuan dalam Komunikasi
·
Pendekatan Unscientific
o Secara
kebetulan
o Secara
trial and error
o Melalui
otorisasi seseorang
o Wahyu
·
Pendekatan Scientific
Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan
kritik-rasional dan/atau Scientific Research. Ada dua proses yang digunakan untuk
menemukan kebenaran. Proses yang pertama dinamakan “berpikir kritis-rasional”
dan cara yang kedua “penelitian ilmiah”..
D. Teori
hubungan antarpribadi
a)
memahami hubungan antarpribadi
b)
teori-teori pengembangan hubungan
·
Self disclosure, proses pengungkapan diri
pribadi seseorang kepada orang lain atau sebaliknya.
·
Social penetration, proses dimana orang saling
mengenal satu dengan yang lainny.
·
Procces view, menganggap bahwa kualitas dan
sifat hubungan dapat diperkirakan hanya dengan menggunakan atribut masing-masing
sebagai individu dan kombinasi antara atribut-atribut tadi.
·
Social exchange, teori ini menelaah bagaimana
kontribusi seseorang dalam suatu hubungan, dimana hubungan itu mempengaruhi
kontribusi orang lain.
E.
Teori dan model komuikasi kelompok
o
Pengertian
komunikasi kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang
terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih.
o
Karakteristik
komunikasi kelompok
Karakteristik komunikasi dalam kelompok ditentukan
melalui dua hal, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan
dan perjanjian tentang bagaimana orang –orang dalam suatu kelompok berhubungan
dan berprilaku satu dengan yang lainnya. Peran adalah aspek dinamis dari
kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dengan kewajiban dengan
baik maka dia telah menjalankan suatu peran.
o Fungsi
komunikasi kelompok
ü Hubungan
social
ü Pendidikan
ü Fungsi
persuasi
ü Fungsi
problem solving
ü Fungsi
terapi
o Tipe
kelompok
Ronald B. Adler dan George
Rodman (Sendjaja, 2002: 314), membagi kelompok dalam tiga tipe, yaitu kelompok
belajar ( learning group), kelompok pertumbuhan (Growth group), kelompok
pemecahan masalah (problem solving group).
E.
Teori dan model komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia yang
terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringan pesan satu sama lain
yang saling bergantung satu sama lain.
Fungsi komunikasi dalam organisasi ada
empat, yaitu:
·
fungsi
normatif, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak dan tepat waktu.
·
fungsi
regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan yang berlaku didalam suatu
organisasi.
·
fungsi
persuasif, dalam mengatur suatu organisasi tidak selalu membawa hasil yang
baik, maka banyak pimpinan yang lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memerintah.
·
fungsi
integrative, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik.
F.
Teori efek komunikasi massa
·
Stimulus
respon, merupakan dasar dari teori jarum hipodermik. Jarum hipodermik memandang
bahwa sebuah pemberitaan media massa di ibaratkan sebagai obat yang disuntikkan
kedalam pembuluh darah audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti
apa yang diharapkan. Stimulus respon mengasumsikan bahwa pesan informasi
dipersiapkan oleh media dan distribusikan secara sistematis dan dalam skala
luas, sehingga secara serempak dapat diterima orang banyak.
·
Komunikasi
dua tahap, memiliki asumsi sebagai berikut: a) individu tidak terisolasi dari
kehidupan social tetapi merupakan anggota dari kelompok social dalam
berinteraksi dengan orang lain. b) respon dan reaksi terhadap pesan dari media
tidak terjadi secara langsung dan segera tetapi melalui perantara.
·
Difusi
inovasi, ada 5 tahap dalam difusis inovasi yaitu: 1) pengetahuan 2) persuasi 3)
keputusan 4) pelaksanann 5) konfirmasi.
·
Teori
agenda setting, jika media memberi
tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
menganggap nya penting. Jadi, apa yang dianggap penting oleh media massa juga
dianggap penting oleh masyarakat
·
Teori
dependensi efek komunikasi massa, teori pada dasarnya merupakan suatu
pendekatan struktur social yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu
masyarkat modern, dimana media massa dianggap sebagai system informasi yang
memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan.
·
Spiral
of silent, teori ini menjelaskan bahwa menjelaskan bahwa jawaban dari
pertanyaan tersebut terletak dalam suatu proses saling mempengaruhi.
G. Empat
teori pers
Dalam Four Theories of the Press (Siebert, Peterson, dan
Schramm, 1956, Saverin dan Tankard, Jr. 2005:373), membagi pers di dunia dalam
4 kategori: otoriter, liberal, tanggung.
N BAB X
PENELITIAN KOMUNIKASI
A.
Proses
dan Fokus Penelitian Komunikasi
1.
Proses
penelitian
Penelitian adalah proses
ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia berdasarkan sifat
ingin tahu yang ada dalam hidup ilmuwan. Dimana proses penelitian ilmiah itu
meliputi hal-hal berikut: (a) penentuan masalah dan judul penelitian, (b)
perumusan permasalahan penelitian, (c) penelusuran teoritikal, (d) penyusunan
desain penelitian, (e) penyusunan instrumen penelitian, (f) penentuan sumber
data, populasi dan sampel, (g) penentuan metode pengumpulan data, (h)
pengumpulan data, (i) mengolah dan menganalisis data, (j) membahas hasil
penelitian, (k) penulisan laporan penelitian.
Keseluruhan proses tersebut
terbagi dalam beberapa kategori pekerjaan penelitian, yaitu: (a) penentuan
rancangan-rancangan penelitian, (b) penentuan problem teori yang akan
digunakan, (c) menentukan problem aplikasi lapangan.
2. Fokus penelitian
Yang dimaksud dengan fokus
penelitian komunikasi menurut kajian mikro komunikasi adalah: pertama,
dimulai dari komponen komunikator yang merupakan sumber informasi guna
menyampaikan pesan dalam proses komunikasi. Kedua, komponen pesan yang
dikirim oleh komunikator ke komunikan. Ketiga, komponen media komunikasi
yang digunakan oleh komunikator untuk sampainya pesan pada komunikan. Keempat,
komponen komunikan dalam proses komunikasi. Kelima, komponen efek atau
dampak dari keseluruhan proses komunikasi. Sedangkan berdasarkan komponen
makronya yaitu berhubungan dengan kajian-kajian komunikasi dalam perspektif
yang lebih luas serta bersentuhan dengan bidang-bidang lain yang memungkinkan
kajian komunikasi diperbesar dan membuka diri terhadap bidang-bidang sosial
lainnya serta memungkinkan lahirnya kajian-kajian baru dalam studi-studi
komunikasi dalam rangka “membesarkan” disiplin ilmu komunikasi.
B. Pendekatan
Penelitian
1.
Pendekatan
Kualitatif
Pendekatan kualitatif
memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah
makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Objek analisis dalam
pendekatan ini adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan
menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran
mengenai kategorisasi tertentu. Sasaran kajian ini adalah pola-pola yang
berlaku sebagai prinsip-prinsip umum yang hidup dalam masyarakat. Pendekatan
kualitatif mencakup berbagai metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan
interpretatif dan naturalistic tehadap pokok kajiannya.
a.
Desain penelitian kualitatif
Hal-hal umum yang perlu
dipahami dalam membuat desain penelitian komunikasi dengan format kualitatif
adalah:
a.
Rumusan masalah:
mempunyai karakteristik tidak terukur, menganggap teori yang ada mempunyai
kemungkinan tidak cocok, tidak akurat, tidak betul dan cenderung bias, berusaha
mengeksplorasi fenomena dan membangun teori baru.
b.
Peranan peneliti:
penelitian kualitatif merupakan penelitian interpretatif sehingga bias, nilai,
dan prasangka peneliti dinyatakan secara emplisit dalam laporan penelitian.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam proses pengumpulan data adalah: (a) identifikasi
batasan-batasan pengumpulan data, (b) membuat alasan pemilihan prosedur
pengumpulan data.
Sedangkan Model desain
penelitian komunikasi kualitatif:
a. Desain
Deskriptif-Kualitatif
Format
ini banyak memiliki kesamaan dengan deskriptif-kuantitatif, karena itu desain
deskriptif-kualitatif bisa disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain
kualitatif semu. Artinya desain ini belum benar-benar kualitatif karena
bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif terutama dalam menempatkan
teori pada data yang diperolehnya.
b. Desain
Kualitatif-Verifikatif
Format
ini merupakan upaya pendekatan induktif terhadap seluruh proses penelitian yang
akan dilakukan, karena itu format desain penelitiannya secara total berbeda
dengan format penelitian kuantitatif.
c. Desain
Grounded Research
Format
ini dikonstruksi agar peneliti dapat mengembangkan semua pengetahuan dan
teorinya setelah mengetahui permasalahannya di lapangan.
d. Analisis
kualitatif
Analisis
kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam arti frekuensi,
akan tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak di
permukaan itu, dengan demikian maka analisis kualitatif digunakan untuk
memahami sebuah fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut.
2.
Pendekatan Kuantitatif
a. Format
desain penelitian Kuantitatif
Pada bab pendahuluan berisi:
(1) judul penelitian, (2) latar belakang masalah, (3) masalah penelitian, (4)
tujuan penelitian, (5) tinjauan pustaka, (6) hipotesis (kalau diperlukan). Pada
bab kedua tentang metode penelitian: (1) populasi penelitian, (2) sampel dan
teknik sampling, (3) metode pengumpulan data, (4) metode dan rancangan analisis
data statistika. Pada bab terakhir yaitu bab pembahasan dan laporan penelitian:
(1) rancangan analisis data dan pengujian hipotesis penelitian, (2) rancangan
pembahasan hasil penelitian, (3) rancangan laporan penelitian.
b. Analisis
kuantitatif
Analisis kuantitatif
menekankan pada empat hal yang dicari dari hubungan-hubungan variabel
penelitian, yaitu persoalan hubungan, pengaruh, perbedaan, dan identifikasi.
C. Metode
Penelitian
Pada pendekatan kualitatif,
lebih cenderung menggunakan analisis-analisis isi kualitatif dan rumpunnya,
seperti framming analysis, discourses analysis, hermeneutik, analisis
struktur, analisis isi media, dan varian-varian metode kritis. Sedangkan
pendekatan kuantitatif dalam komunikasi lebih banyak menggunakan metode pengumpulan
data, seperti angket, wawancara, dokumentasi.
N BAB XI
EFEK MEDIA MASSA
A. Efek Media
Yang Terencana
Efek
media massa yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang cepat tetapi
juga bisa terjadi dalam waktu ynag lama. Contoh dari dua tipologi efek media
massa ini (tipologi terencana dalam waktu pendek dan dalam waktu lama) adalah
sederet pemberitaan media tentang penggunaan formalin dalam makanan. Beirta ini
bisa jadi propaganda, bisa jadi kampanye media, bahkan bisa pula menjadi agenda
setting, namun dilakukan dalam waktu pendek, efeknya terhadap masyarakat adalah
bahwa masyarakat menjadi sangat terpukul karena selama ini tak menyadarai bahwa
makanan itu mengandung formalin, masyarakat takut mangkomsumsi, akibatnya
produsen bangkrut.
B. Efek Media Yang Tidak Terencana
Efek
media massa yang terjadi tak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi
yaitu terjadi dalam waktu cepat dan terjadi dalam waktu lama. Yang terjadi dalam waktu cepat
merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba mangagetkan
masyarakat. Contohnya reaksi terhadap majalah tempo oleh seorang pengusaha
dijakarta sehingga sampai ke pengadilan. Namun dalam waktu lama tanpa disadari
nya, pembaeritaan-pemberitaan itu akan menciptakan “jalan keluar” yang tak dikehendaki
oleh dirinya sendiri, apabila ia mengalami masalah yang sama dengan apa yang
dilihatnya di televisi, jadi efek media massa ini telah menciptakan “peta
analog” sehingga apabila orang itu terkena musibah maka akan dengan gampang
saja ia menggunakan racun nyamuk untuk mengakhiri hidupnya
N BAB XII
MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN MEDIA MASSA
A. Mistisme dan tahayul
Mistik
dan tahayul seperti yang disajikan di media massa di pahami oleh masyarakat
sebagai mistik dan tahayul dalam konsep masyarakat yaitu sarat
dengan suasana misteri, kengerian, mencekam, horor, dll. Kebiasaan menonton
tayangan mistik ini selain merupakan sebuah petualangan batin seseorang juga
sebuah budaya masyarakat yang dilakukan di hampir semua masyarakat.
1. Macam-macam tayangan mistik dan tahayul
- Mistik-semi sains, yaitu flim mistik yang berhubungan dengan fiksi ilmiah.contoh nya manusia harimau, pertunjukkan dedy corbuzzer,dll.
- Mistik-fiksi, yaitu flim mistik hiburan yang tidak masuk akal, bersifat fiksi. Contohnya flim kartun Scooby doo.
- Mistik-horor, yaitu flim mistik yang lebih banyak mengeksploitasi dunia lain, seperti hubungan dengan jin, dll.
2. Bahaya tayangan mistik dan tahayul
Bahaya
terbesara dari tayangan misitk dan tahayul adalah pada kerusakan sikap dan
perilaku.
B. Pelecehan seksual dan pornomedia
1. Berawal dari wacana seks
Yang menjadi objek porno selalu tubuh wanita. Ada dua kutub yang mejadi konflik dalam
menilai tubuh perempuan. pertama, kelompok yang memuja tubuh sebagai
objek seks serta merupakan sumber kebahagiaan. Kedua, kelompok yang menuduh
seks sebagai objek maupun subjek dari sumber malapetaka bagi kaum perempuan itu
sendiri.
2. Pergeseran konsep pornografi
Dalam wacana porno atau penggambaran tindakan pencabulan
(pornografi) kontemporer, ada beberapa varian pemahaman porno yang dapat di
konseptualisasikan, seperti:
- Pornografi: gambar-gambar perilaku pencabulan yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia.
- Pornoteks: karya porno yang ditulis naskah cerita atau berita dalam berbagai versi hubungan seksual, dalam berbagai bentuk narasi, termasuk pula cerita porno dalam buku-buku komik.
- Pornosuara: kata-kata dan kalimat yang di ucapkan secara langsung maupun tidak langsung melakukan rayuan seksual, atau tentang tuturan objek seksual atau aktivitas seksual.
- Pornoaksi: penggambaran aksi gerakan,
liukan tbuh yang dapat merangsang, yang di pertontonkan langsung dari
seseorang kepada orang lain.
- Pornomedia: agenda media tentang
porno dan penggunaan media massa dan telekomunikasi ini untuk menyebarkan
porno tersebut inilah yang dimaksud dengan pornomedia.
3.
Pengaruh pornomedia; kritik
terhadap pornografi
Substansi persoalan adalah pada pornomedia karena
apapun tindakan porno yang dilakukan oleh masyarakat menjadi konteks dalam
“kewilayahan domestic” namaun apabila tindakan porno itu ditayangkan di media
massa, menjadi konsumsu public, maka pornomedia inilah yang sangat berbahaya,
karena pornomedia mampu menciptakan kekuatan konstruksi social media massa itu.
4. Konstruksi
social pornomedia
Ketika
media massa menggunakan pornomedia sebagai objek pemberitaan, maka informasi pemberitaan porno itu akan sangat terkontruksi
sebagai pengetahuan di masyarakat. Proses kecepatan ini terjadi melalui tiga
proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.
C. Kekerasan perempuan di media
massa
1. Citra kekerasan
perempuan
Seks di
masyarakat selalu digambarkan sebagai kekuasaan laki-laki terhadap perempuan,
seks merupakan bagian yang dominan dalam hubungan laki-laki dan perempuan,
serta menempatkan perempuan sebagai sobordinasi, perempuan selalu menjadi objek
dalam media.
2. Kekuasaan
laki-laki atas perempuan
Pemberitaan
media massa juga tidak seimbang antara pemaknaan ruang public laki-laki dan
ruang public perempuan. Ketika media massa menyangkut laki-laki, maka media
massa menyorotinya sebagai ‘pahlawan-pahlawan’ karena masyarkat membutuhkan
mereka. Namun ketika media massa menyorot perempuan, terkesan maknanya hanya
sebagai pelengkap saja.
D. Kekerasan dan sadisme
Kekerasan
media massa bisa muncul secara fisik maupun verbal bagi media televisi. Bentuk
kekerasan dan sadisme media massa dengan modus yang sama disemua media massa,
yaitu lebih menonjolkan kengerian dan keseraman dimana tujuan pemberitaan itu
sendiri.
E. Pembunuhan karakter
Mengadili
seseorang melalui media massa merupakan bentuk kekerasan terkadap orang lain.
Sasaran mengadili seseorang melalui media massa adalah pembunuhan karakter
seseorang agar supaya reputasi orang tersebut menjadi hancur.
N BAB XIII
MASA DEPAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI
A. Agenda
Penting
1.
Time
and Space
dan Stasiun Media Bergerak (Telapak Tangan)
Pada kenyataannya bahwa
perkembangan media penyiaran sedang bergeser dari stasiun tetap ke stasiun
bergerak dalam “telapak tangan kita”. Teknologi lama tetang stasiun radio dan
televisi mengacu pada sebuah bangun, ruang, dan tempat yang dibatasi dengan
berbagai instalasi canggih
dan rumit. Namun saat ini, teknologi seluler yang kita gunakan sedang mengarah
ke sebuah stasiun siaran bergerak dalam genggaman kita. Setiap kejadian dapat
kita siarkan dalam waktu itu juga ke siapa saja yang ingin kita siarkan.
2.
New Media
Kajian-kajian berbagai aspek
tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat urgen terutama yang
berhubungan dengan perkembangan media baru, karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu
disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana konstruksi media massa
memberi konstribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan.
3.
Cyber
dan
Ruang Waktu
Masalah perkembangan
teknologi telematika dan dunia cyber, menjadi perhatian yang tak habis-habisnya
diberikan untuk mengikuti dan membuka misteri ini. Seperti umpamanya, persoalan “ruang waktu”, persoalan
cyber, dimana berdasarkan perkembangan akhir-akhir ini bahwa misteri “ruang
waktu” dan cyber adalah dua misteri yang sesungguhnya memiliki kaitan satu
dengan lainnya. Apabila secara tuntas misteri keduanya dapat dipecahkan, maka
sebenarnya manusia memiliki ruang kehidupan baru yang tak terbatas.
4.
Citra
dan Konstruksi Sosial Media Massa
Persoalan citra dalam konstruksi
sosial media massa, sampai saat ini pun belum tuntas dan belum mampu membuka berbagai misteri keilmuan
yang ada. Misteri citra berbeda dengan cyber, apabila misteri cyber ada pada
konten telematika, sedangkan misteri citra media ada pada konten kognitif
orang.
B. Tenaga
Pengajar dan Peneliti
Tenaga pengajar dan peneliti
di bidang komunikasi saat ini masig sangat terbatas yang ada di berbagai
perguruan tinggi, akibatnya banyak pekerjaan penelitian yang seharusnya
dilakukan menjadi terbengkalai. Sangat sedikit tenaga pengajar dan peneliti
yang tersedia sesungguhnya menjadi
masalah umum dalam dunia pendidikan tinggi, hal itu disebabkan karena begitu
rendah apresiasi masyarakat dan pemerintah terhadap profesi pengajar dan
peneliti, sementara orang-orang yang telah memilih pekerjaan ini sebagai
profesi lebih banyak disebabkan karena pertimbangan ekonomi, sehingga
bagaimanapun mereka harus memenuhi tujuan-tujuan hidup itu.
No comments:
Post a Comment