Bahasa Arab Kata-kata Sambung (الْأَسْمَاءُ الْمَوْصُوْلَةُ)
Kata-kata Sambung (الْأَسْمَاءُ الْمَوْصُوْلَةُ)
Al-Ustadz Abu Bakar Abdullah
الدَّرْسُ
الرَّابِعَ عَشَرَ
(Pelajaran Keempat Belas)
الْأَسْمَاءُ
الْمَوْصُوْلَةُ
(Kata-kata Sambung)
Kali ini, kita akan
membahas isim-isim maushul, yaitu isim yang digunakan sebagai kata sambung.[1]
Ingatlah!
Kata yang bergaris bawah, yaitu الَّذِيْ, adalah isim maushul
yang digunakan untuk mufrad, baik yang berilmu maupun yang tidak berilmu.
Penggunaan الَّذِيْ pada kata الطَّالِبُ adalah contoh
penggunaan untuk yang berilmu. Adapun contoh-contoh yang lain adalah contoh
penggunaan untuk yang tidak berilmu.
Faedah
Penggunaan istilah mufrad berilmu
lebih tepat daripada istilah mufrad mudzakkar. Sebab, الَّذِيْ terkadang digunakan pada hak Allah,
seperti dalam al-Qur’an:
Allah tersucikan dari sifat mudzakkar
ataupun muannats.
Demikian pula istilah berilmu,
dalam hal ini lebih tepat digunakan daripada istilah berakal. Sebab, nama dan
sifat Allah adalah tauqifiyyah, yaitu tidak ditetapkan kecuali berdasarkan
dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
Ingatlah!
Kata الَّتِيْ adalah isim maushul yang digunakan untuk
mufrad muannats, baik yang berakal maupun yang tidak berakal.
Penggunaan الَّتِيْ pada kata الْفَتَاةُ adalah contoh
penggunaan pada mufrad muannats yang berakal. Adapun contoh-contoh yang lain
adalah untuk mufrad muannats yang tidak berakal.
Untuk penggunaan isim maushul
pada mutsanna dan jamak, perhatikanlah contoh-contoh kalimat berikut.
Barakallahu fikum.
Ingatlah!
Kata اللَّذَانِ adalah isim maushul yang digunakan
untuk mutsanna mudzakkar, baik yang berakal maupun yang tidak berakal.
Kata اللَّتَانِ adalah isim maushul yang digunakan
untuk mutsanna muannats, baik yang berakal maupun yang tidak berakal.
Kata الَّذِيْنَ adalah isim maushul yang digunakan
untuk jamak mudzakkar yang berakal saja. Adapun untuk jamak mudzakkar yang
tidak berakal, digunakan isim maushul yang digunakan untuk jamak muannats,
seperti pada contoh kata الْكُتُبُ.
Kata اللَّاتِيْ adalah isim maushul yang digunakan
untuk jamak muannats, baik yang berakal maupun yang tidak berakal.
Ringkasan
Isim maushul adalah isim yang
digunakan sebagai kata sambung.
الَّذِيْ
adalah isim maushul yang digunakan untuk mufrad, baik yang berilmu maupun yang
tidak berilmu.
الَّتِيْ
adalah isim maushul yang digunakan untuk mufrad muannats, baik yang berakal
maupun yang tidak berakal.
اللَّذَانِ
adalah isim maushul yang digunakan untuk mutsanna mudzakkar, baik yang berakal
maupun yang tidak berakal.
اللَّتَانِ
adalah isim maushul yang digunakan untuk mutsanna muannats, baik yang berakal
maupun yang tidak berakal.
الَّذِيْنَ
adalah isim maushul yang digunakan untuk jamak mudzakkar yang berakal saja.
Adapun untuk jamak yang tidak berakal, digunakan isim maushul untuk jamak
muannats.
اللَّاتِيْ
adalah isim maushul yang digunakan untuk jamak muannats, baik yang berakal
maupun yang tidak berakal.
Kantong Kosakataku
صَدِيْقٌ
زَوْجٌ
فَلَّاحٌ
مُسْتَشْفَى
وَزِيْرٌ
شَارِعٌ
نِسَاءٌ
فَتَاةٌ
خَالَةٌ
بِنْتٌ
Latihan (تَمْرِيْنٌ)
Isilah titik-titik di bawah ini
dengan isim maushul yang sesuai!
الْكِتَابُ . . . عَلَى
الْمَكْتَبِ لِلْمُدَرِّسِ
الْقَلَمَانِ . . . فِيْ
حَقِيْبَتِيْ مَكْسُوْرٌ
الْكَلْبُ . . . فِى
الْحَدِيْقَةِ مَرِيْضٌ
الْفَتَى . . . خَرَجَ
مِنَ الْمَسْجِدِ الْآنَ ابْنُ الْمُؤَذِّنِ
الدَّرْسُ . . . بَعْدَ
هٰذَا الدَّرْسِ سَهْلٌ جِدًّا
مَنِ الْفَتَاةُ
. . . جَلَسَتْ أَمَامَ الْمَدْرَسَةِ؟ هِيَ
طَالِبَةٌ مِنْ مَالِيْزِيَا
الْحَقِيْبَتَانِ . . . عَلَى السَّرِيْرِ
جَمِيْلَتَانِ
الْأَقْلَامُ . . . عَلَى
الْمَكْتَبِ غَالِيَةٌ
مَنِ الرِّجَالُ
. . . أَمَامَ الْبَيْتِ الْجَدِيْدِ؟
.مَنِ
النِّسَاءُ . . . خَرَجْنَ مِنَ الْفَصْلِ الْآنَ؟
———–الْحَمْدُ لِلهِ،
وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ————
[1] Dalam bahasa Indonesia,
isim-isim maushul ini biasa diartikan sebagai “yang”. Fungsinya adalah
menyatakan bahwa bagian kalimat yang setelah isim maushul menjelaskan kata yang
di depannya. (-ed.)
No comments:
Post a Comment